LaNyala: Amandemen Konstitusi dengan Kerangka Berpikir Negarawan, Bukan Politisi

waktu baca 2 menit
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti

GANTANEWS.CO – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyoroti kebijakan perekonomian nasional di Pasal 33 UUD 1945 hasil amendemen yang dilakukan sejak 1999 hingga 2002 silam.

Ia berpendapat, amendemen konstitusi itu telah berdampak cabang-cabang produksi yang penting bagi negara telah dikuasai pasar (investor).

“Kami di DPD mendorong amendemen konstitusi dengan kerangka berpikir sebagai negarawan, bukan politisi. Artinya amendemen konstitusi harus menjadi momentum perbaikan arah perjalanan bangsa dan negara ini. Sebab sebagai negara besar dan tangguh, kita mutlak harus memiliki industri-industri di sektor strategis, terutama untuk mewujudkan kedaulatan kita sebagai bangsa,” kata LaNyalla dalam keterangan tertulis, Minggu (12/9/2021).

LaNyalla mengatakan perekonomian nasional saat ini sangat lemah. Ditandai oleh banyak pabrik menurunkan volume produksi akibat lesunya pasar atau bahkan berhenti beroperasi.

“PLN mengalami kelebihan pasokan listrik dari sejumlah pembangkit karena tidak terserap ke konsumen. Ini bukti bahwa industri atau sektor manufaktur sebagai penyerap listrik dalam jumlah besar berhenti produksi atau mengurangi volume produksi,” jelasnya.

Di sisi lain, ia menyebutkan, berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), angka Non Performing Loan (NPL) perbankan mengalami peningkatan, rata-rata di atas 3 persen.

NPL, memang telah ikut mendorong peningkatan angka pertumbuhan ekonomi, namun banyak ditopang sektor konsumsi masyarakat, pergudangan, dan penjualan otomotif akibat adanya relaksasi bea masuk.

“Aktifitas peningkatan perdagangan saat ini belum tentu berbanding lurus dengan aktivitas industri atau sektor manufaktur dalam negeri. Sebab, peningkatan aktivitas pergudangan lebih banyak disumbang oleh aktivitas impor dan ekspor barang hasil bumi dan tambang,” tutur Senator asal Jawa Timur itu.

Dia berpendapat, pertumbuhan ekonomi akan kokoh bila indikator Purchasing Managers Index di sektor Manufaktur tumbuh positif hingga menggerakkan mesin ekonomi.

“Kuncinya ada pada industri dan manufaktur. Bila berjalan, berarti supply chain juga berjalan, kredit bank bergulir dengan baik, dan buruh pabrik terus bekerja, dan tentu, barang yang diproduksi terserap oleh pasar,” kata dia.(adip)