Webinar Literasi Digital Lampung Tengah, Peserta Memahami Digital Skill, Safety, Ethic dan Culture

waktu baca 5 menit
Webinar Literasi Digital Lampung Tengah dengan tema ‘Memahami Pentingnya Menjaga Keamanan di Ruang Digital’, Kamis, 29 Juli 2021

GANTANEWS.CO, LAMPUNG TENGAH — Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham dan menyikapi secara bijak menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya, Kamis (29/07/2021) pagi.

Diketahui, ada empat kerangka digital yang akan diberikan yaitu, Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, memberikan sambutan tujuan Literasi Digital.

“Agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform,” pesan gubernur.

Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Drs. Rusmanto, MM (Wakil Ketua Komite Penyelarasan TIK), pada sesi Kecakapan Digital memaparkan tema “Positif, Kreatif, Dan Aman di Internet”.

Rusmanto menjelaskan dunia internet sama saja dengan dunia nyata. Banyak konten positif atau manfaat di internet, tetapi banyak pula konten negatif seperti, pornografi yang dapat merusak otak dan jiwa, game jika tidak mampu waktu akan menjadi kecanduan, penipuan dan ujaran kebencian, serta kejahatan internet seperti hacking dan cracking.

“Manfaat positif pada internet meliputi, dapat menambah ilmu pengetahuan, menambah teman, serta tambah terkenal agar mudah mendapat kerja atau berwirausaha. Untuk mendapatkan manfaat internet, seseorang harus kreatif, perlu ilmu dan pengetahuan, serta berperilaku baik,” papar Rusmanto.

Rusmanto menambahkan Kreatif digital yang dibutuhkan oleh industry 4.0 meliputi, pemasaran digital seperti youtuber dan reseller di marketplace, adminstrasi perkantoran dan sekretaris online, desainer aplikasi web dan mobile, programmer, multimedia, dan kemampuan mengelola jaringan dan komputer server.

“Etika dalam berinternet antara lain, tidak membagikan berita bohong yang dapat merugikan orang lain, mengurangi akses internet yang kurang bermanfaat, serta tidak membagikan password, PIN, dan kode rahasia kepada siapapun,” jelasnya lagi.

Acara dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital oleh Andry Priyanto (PIC PT Cyber Global Indonesia) yang mengangkat tema “Kenali Dan Pahami Rekam Jejak Di Era Digital”.

Menurut Andry dunia maya memiliki jangkauan luas, tidak terbatas ruang dan waktu, massal, dan mudah diterima dan mudah dibagikan. Macam-macam produk digital antara lain, media sosial, website, internet banking, dan aplikasi gawai. Kegiatan rekam jejak digital mencakup, kegiatan mengirim pesan, mengunjungi laman situs, unggahan konten atau komentar, memasukan data pribadi, serta internet banking.

“Bijaksana dalam jejak digital untuk menghindari, pencurian data, cyber bullying, ditolak melakukan kegiatan digital, serta pidana Undang-Undang ITE. Tips dan trik dalam menggunakan media sosial antara, lakukan saring sebelum sharing atau membagikan, lindungi informasi pribadi, lestarikan etika dalam bermedia sosial, dan lengkapi sistem keamanan ganda,” papar Andry.

Dalam sesi Budaya Digital oleh Binti Luthfiyah, S.Pd (Kepala Madrasah MI RH Rogowungu Padang Ratu Bendahara 1 PW Fatayat NU Lampung) memberikan materi dengan tema “Literasi Media Bagi Tenagan Pendidik Dan Anak Didik di Era Digital”.

Binti menjelaskan membahas literasi digital merupakan memiliki keterampilan yang seseorang butuhkan untuk hidup, belajar, dan bekerja dalam masyarakat, dimana komunikasi dan akses informasi semakin meningkat melalui teknologi digital seperti platform internet, media sosial, dan perangkat seluler.

“Tenaga pendidik harus memberikan materi sebaik mungkin sehingga nanti anak didik dapat mencerna dari pelajaran yang telah diberikan. Materi yang mudah dipahami ini merupakan tanggung jawab moral yang dituntut bagi tenaga pendidik terhadap tujuan dari pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” papar Binti Luthfiyah.

Binti menambahkan dibutuhkan pihak manajemen di sekolah atau kampus untuk berperan aktif dalam mengevaluasi dan memonitoring kegiatan yang dicapai oleh tenaga pendidik tersebut. Serta perlu adanya perubahan kurikulum yang menunjang pembelajaran secara daring. Sistem kurikulum yang berbasis tatap muka sebelum dikerjakan secara daring, maka kompetensi tidak akan tercapai.

Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital oleh, Dr. Muhammad Said Hasibuan (Dosen Magister Teknologi Informasi Darmajaya Sekjen Relawan TIK Indonesia). Said mengangkat tema “Saring Sebelum Sharing”.

Said memaparkan mengenai hoax, merupakan informasi yang tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar. Mengenali hoax dapat dilakukan dengan cara, periksa alamat url atau website, periksa halaman tentang situs website yang menampilkan informasi tersebut, periksa kalimat yang mengandung persuasif atau menyuruh pembacanya untuk membagikan pesan tersebut, periksa di google tema berita yang ingin dicek, serta cek kebenaran gambarnya di google image.

“Dampak dari hoax antara lain, buang-buang waktu dan uang, pengalihan isu, serta penipuan publik. Peran media masa meliputi, mengupdate data hoax, memberikan informasi aktual dan terpercaya, media massa berperan sebagai verifikator, serta validasi informasi dari berbagai sumber. Berpikir sebelum posting atau mengunggah dengan memperhatikan, siapa saja yang dapat melihat unggahan pribadi, tidak terlalu membuka data pribadi, tidak menyinggung seseorang, tidak sedang emosi, tidak memperlihatkan keburukan, dan tidak membuat orang lain salah paham,” ungkap Said.

Webinar diakhiri, oleh Priscilla Gita (influencer dengan Followers 24,7 Ribu). Priscilla menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa etika dalam berinternet antara lain, tidak membagikan berita bohong yang dapat merugikan orang lain, mengurangi akses internet yang kurang bermanfaat, serta tidak membagikan password, PIN, dan kode rahasia kepada siapapun.

Tips dan trik dalam menggunakan media sosial antara, lakukan saring sebelum sharing atau membagikan, lindungi informasi pribadi, lestarikan etika dalam bermedia sosial, dan lengkapi sistem keamanan ganda.

Dibutuhkan pihak manajemen di sekolah atau di kampus untuk berperan aktif dalam mengevaluasi dan memonitoring kegiatan yang dicapai oleh tenaga pendidik tersebut. Serta perlu adanya perubahan kurikulum yang menunjang pembelajaran secara daring. Berpikir sebelum posting atau mengunggah dengan memperhatikan, siapa saja yang dapat melihat unggahan pribadi, tidak terlalu membuka data pribadi, tidak menyinggung seseorang, tidak sedang emosi, tidak memperlihatkan keburukan, dan tidak membuat orang lain salah paham. (*)

Follow me in social media: