Webinar GN Literasi Digital di Lampung Tengah Bertajuk “Literasi Digital dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”
Ekstrak:
Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, melalui Ditjen Aptika yang menargetkan hingga tahun 2024 bisa menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital. Khusus pada 2021 diproyeksikan sebanyak 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan mendapatkan literasi dibidang digital.
Untuk meraih target itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Lampung yaitu, Ir. H. Arinal Djunaidi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi ikut memberikan sambutannya.
GANTANEWS.CO, Lampung Tengah – Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 bertajuk “Literasi Digital dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”” digelar di Lampung Selatan, Sabtu, 04 September 2021. Lima pembicara dari berbagai profesi ikut menjadi pembicara dengan tema yang berbeda.
Webinar diawali oleh RURI SUSANTI, M.Pd.,Gr Kepala SMK Pariwisata Nurul Iman pada pilar KECAKAPAN DIGITAL yang memaparkan tema “STRATEGI DIGITAL UNTUK PETANI DAN NELAYAN DI TENGAH PANDEMI”. Dalam pemaparannya, Ruri menjelaskan dampak pandemic mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di semua sektor.
Khusus untuk usaha petani dan nelayan, Kominfo bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan para star up serta para pelaku bisnis rintisan menciptakan go online untuk memperluas akses pasar dan menaikan kelas petani dan nelayan. Petani Go Online bekerjasama dengan beberapa pasar digital seperti Tanihub, Eragano dan e village dalam melakukan penyuluhan dan pendampingan bagi para petani. Nelayan Go Online, Kominfo mendorong nelayan untuk menggunakan aplikasi nelayan pintar, dengan aplikasi ini nelayan dapat mengetahui cuaca, jenis dan titik penyebaran ikan.
Ruri menjabarkan beberapa aplikasi digital untuk nelayan antara lain trekfish, lautnusantara, nelayan pintar, wakatob AIS, Nelayan Nusantara dan E Log Book. Sedangkan aplikasi untuk petani diantaranya Kecipir, Karsa, Pantau Harga, Sayurbox, 8villages, iGrow dan Regopantes.
Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh ULI HERDI seorang TV Host, MC dan Aktor dengan mengangkat tema “REKAM JEJAK DIGITAL”. Uli menerangkan bahwa da 2 jenis jejak digital antara lain jejak aktif yaitu dari komentar kita, unggahan foto di media sosial, memberi like dan sebagainya, sedangkan jejak pasif yaitu dimana kita melakukan perjalanan dengan google maps, alamat IP, atau saat kita mengunjungi sebuah situs.
Apabila kita meninggalkan banyak informasi tentang diri kita maka orang lain akan memanfaatkan hanya dengan mesin pencari. Lanjut Uli sebaiknya kita harus memberi komentar yang baik, jaga citra positif, think before posting dan lain sebagainya karena jejak digitalmua adalah reputasimu, saring lah sebelum sharing.
Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh REFI MARISKA, Ketua Umum Kohati Komisariat Tarbiyah yang memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN PENGETAHUAN AKAN WARISAN BUDAYA”. Refi menjelaskan cara mempertahankan kebudayaan adalah dengan mempelajari dan mengikuti budaya daerah, mengenalkan produk budaya Indonesia ke kancah Internasional, menjadikan budaya sebagai identitas.
Unsur budaya terdiri dari budaya ekonomi, bahasa, adat istiadat, sosial, seni dan politik. Karena budaya dianggap kuno maka solusinya adalah membawa nilai nilai budaya ke ruang digital. Diakhir pemaparannya Refi mengajak untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke manca negara.
Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh Dr. FISMAN BEDI MM., M.Si (Dosen FKIP Universitas Lancang Kuning). Fisman mengangkat tema “BERETIKA DI DUNIA DIGITAL”. Fisman menjabarkan bahwa 66% individu di Indonesia memiliki Smartphone dengan usia terbesar di umur 20 – 49 tahun dengan lama penggunaan sekitar 1 – 5 jam. Kebutuhan akan informasi sangat tinggi baik dalam kehidupan sehari hari, dalam pekerjaan, kegiatan sosial dan sebagainya dan saat ini informasi sangat tergantung dengan inovasi teknologi.
Data dari Kominfo bahwa ada sekitar 800,000 situs yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu, oleh karena itu diperlukan etika digital yang mencakup moralitas, kesetaraan. Etika dapat menjadi alat kontrol, bertanggung jawab dan diperlukan kemampuan untuk menyaring, memilah informasi, mengakses konten positif dalam penggunaan media digital.
Webinar diakhiri, oleh FEILLYCIA MARANDY seorang Influencer Beauty & Fashion yang memberikan pengalamannya tentang dunia digital. Sesuai dengan pemaparan nara sumber, Feillycia sempat mencoba untuk membeli sayur secara online di sayurbox dimana banyak menjual sayur organic dan juga karena menurut isu pemilik sayurbox adalah salah satu anak pejabat.
Intinya dengan dikenalnya seseorang yang mempunyai reputasi yang bagus maka akan lebih mudah untuk menjalankan apapun di dunia digital, makanya jangan sampai meninggalkan jejak rekam digital yang buruk dimana akan berdampak ke semua aktifitas kita di dunia maya.(red)
Follow me in social media: