Waspada Rupiah Anjlok, Dolar AS Nyaris Tembus Rp16.000!

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Rupiah kembali mengalami pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menyusul rilis data dari Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga dan penantian pasar terhadap laporan transaksi berjalan serta Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada Kamis (21/11), rupiah dibuka di angka Rp15.880 per dolar AS, turun 0,13% dari posisi sebelumnya. Namun, pergerakan nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan lebih lanjut hanya dua menit setelah perdagangan dibuka, mencapai angka Rp15.940 per dolar AS, atau penurunan sebesar 0,5%.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) pada pukul 08:59 WIB tercatat turun 0,11% menjadi 106,56, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi sebelumnya yang berada di 106,68. Meskipun ada penurunan di DXY, sentimen pasar masih dibayangi ketidakpastian geopolitik dan kondisi ekonomi global.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6% dalam upaya menjaga inflasi tetap terkendali sesuai dengan sasaran yang ditetapkan pemerintah, yaitu 2,5% plus-minus 1% pada 2024 dan 2025. Menurut Perry, kebijakan moneter ini juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.

“Ke depan, BI akan terus memantau pergerakan Nilai Tukar Rupiah (NTR), prospek inflasi, serta dinamika kondisi ekonomi global untuk menyesuaikan kebijakan suku bunga,” ujar Perry.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik semakin memanas setelah serangan Ukraina terhadap beberapa target di Bryansk, Rusia, menggunakan senjata jarak jauh AS, Army Tactical Missile System (ATACMS). Serangan ini diperkirakan turut memengaruhi lonjakan DXY pada perdagangan sebelumnya.

Hari ini, para pelaku pasar menantikan rilis angka transaksi berjalan dan NPI dari BI. Laporan ini diprediksi akan menjadi salah satu indikator penting bagi investor, terutama investor asing, dalam memutuskan apakah mereka akan kembali menanamkan modal di pasar keuangan domestik Indonesia. (red)

Follow me in social media:
adv adv