Tupperware Brands Corporation Siap Ajukan Kebangkrutan: Mengapa Perusahaan Terkenal Ini Menjadi Sorotan?

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Tupperware Brands Corporation, ikon perlengkapan rumah tangga yang telah berdiri hampir satu abad, sedang dalam persiapan untuk mengajukan kebangkrutan. Menurut laporan Bloomberg yang mengutip sumber internal, Tupperware diperkirakan akan mengajukan perlindungan pengadilan dari kreditornya dalam waktu dekat, kemungkinan dalam pekan ini.

Tantangan Besar di Hadapan Tupperware

Tupperware, yang dikenal luas sebagai produsen utama penyimpanan makanan, menghadapi serangkaian tantangan besar. Upaya berulang untuk menghidupkan kembali bisnisnya gagal mengatasi penurunan permintaan yang terus berlanjut. Ini menjadi pukulan berat bagi perusahaan yang telah lama menjadi simbol inovasi dalam perlengkapan rumah tangga.

Pada penutupan perdagangan hari Senin (16/9), saham Tupperware mengalami penurunan dramatis sebesar 57,51%, menyentuh angka US$0,5099 atau sekitar Rp 7.818 di Bursa New York. Penurunan ini terjadi setelah kabar mengenai rencana pengajuan kebangkrutan menjadi publik.

Negosiasi Utang yang Berlarut-larut

Tupperware sedang berjuang dengan utang senilai lebih dari US$700 juta (Rp 10,73 triliun). Meskipun para kreditornya sempat memberikan kelonggaran dengan mengubah persyaratan pinjaman yang dilanggar, kondisi keuangan Tupperware terus memburuk. Hal ini menyebabkan perusahaan ini mengajukan permintaan untuk perlindungan hukum, dengan harapan untuk merestrukturisasi utangnya.

Langkah-Langkah Terakhir dan Masa Depan

Belum ada kepastian mengenai pengajuan kebangkrutan ini, karena rencana tersebut masih dapat berubah. Seorang perwakilan dari Tupperware menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai situasi ini. Namun, ini bukanlah pertama kalinya Tupperware mengalami kesulitan. Pada bulan Juni lalu, perusahaan memutuskan untuk menutup satu-satunya pabriknya di Amerika Serikat dan memberhentikan hampir 150 karyawannya.

Sebagai bagian dari upaya untuk membalikkan keadaan, Tupperware mengganti CEO Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan pada tahun lalu. Laurie Ann Goldman kini menjabat sebagai CEO baru, dengan harapan untuk membawa perubahan positif bagi perusahaan yang tengah berjuang ini.

Rencana pengajuan kebangkrutan Tupperware mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh banyak perusahaan lama dalam menghadapi perubahan pasar dan tekanan finansial. Sementara perusahaan ini berusaha untuk menavigasi masa depan yang penuh ketidakpastian, langkah-langkah strategis akan menjadi kunci untuk menentukan apakah Tupperware dapat kembali bangkit atau akan menghadapi akhir yang lebih sulit.

Dengan perubahan besar ini, Tupperware akan menjadi kasus studi menarik tentang bagaimana merek besar beradaptasi atau berjuang dalam era modern. Apakah langkah-langkah yang diambil akan cukup untuk menyelamatkan perusahaan ini dari kebangkrutan? Hanya waktu yang akan menjawab. (red/i)

Follow me in social media: