Transaksi Harbolnas 2024 12.12 Ditargetkan Tembus Rp40 Triliun, Produk Lokal Jadi Andalan

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso optimistis bahwa nilai transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 akan melonjak hingga mencapai Rp40 triliun. Angka ini menunjukkan proyeksi peningkatan signifikan dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp25,7 triliun.

“Target Rp40 triliun pada Harbolnas 2024 sesuai dengan estimasi Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA). Kami yakin, dengan dukungan semua pihak, target ini akan tercapai,” ujar Budi, Jumat (13/12).

Tren Positif Harbolnas dan Peran Produk Lokal

Sejak pertama kali digelar pada 2019, Harbolnas terus mencatatkan pertumbuhan transaksi yang impresif. Pada 2023, nilai transaksi mencapai Rp25,7 triliun, meningkat 182 persen dibanding pelaksanaan perdana. Dari jumlah tersebut, produk lokal menyumbang Rp12,3 triliun atau sekitar 48,1 persen.

Budi menyoroti pentingnya kontribusi produk lokal dalam mendorong perekonomian nasional.

“Produk lokal adalah wujud kreativitas dan semangat para pelaku usaha Indonesia. Mari kita dukung mereka dengan membeli produk dalam negeri,” ungkapnya.

Sejarah dan Tujuan Harbolnas

Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pertama kali dicetuskan pada 12 Desember 2012 oleh enam perusahaan e-commerce besar di Indonesia. Tujuan utama kegiatan tahunan ini adalah untuk mendorong dan mengedukasi masyarakat mengenai kemudahan berbelanja daring, sekaligus memperkuat ekosistem digital di Tanah Air. Harbolnas yang diprakarasai bersama oleh anggota Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) kini telah menjadi momen belanja yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

Strategi Perkuat Pasar Lokal

Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, Budi menegaskan pentingnya optimalisasi pasar domestik. Dengan pasar dalam negeri yang besar, produk lokal memiliki peluang besar untuk memperluas jangkauan.

“Kita perlu mengemas produk lokal dengan kualitas tinggi agar mampu bersaing dengan produk asing. Selain itu, platform niaga elektronik menjadi jembatan strategis antara pelaku usaha dan konsumen,” tambah Budi.

Ia juga mengajak pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital guna memperkuat branding dan menjaga loyalitas konsumen. Menurutnya, konsistensi pengalaman positif dari konsumen dapat menciptakan proteksi pasar dalam negeri secara alami.

“Ketika konsumen puas dengan produk lokal, mereka secara sukarela akan membantu melindungi pasar kita dari gempuran produk asing,” tutupnya.

Potensi Kolaborasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Budi menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen pada 2028-2029. Dengan mendukung produk lokal dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi, ekosistem e-commerce di Indonesia berpotensi menjadi salah satu pilar penting dalam mencapai visi tersebut. (red)