Tidak Jelas Kapan Berakhir, Singapura Longgarkan Aturan Ketat Pandemi dan Anggap Covid-19 Virus Flu Biasa

waktu baca 2 menit
Ilustrasi Virus Corona / Covid-19 (Gambar: GANTANEWS.CO)

GANTANEWS.CO — Singapura membuka peluang untuk melonggarkan aturan ketat pandemi Covid-19. Singapura memilih untuk berdampingan dengan virus Corona, menganggap sebagai virus flu biasa.

Singapura telah memvaksinasi sekitar setengah dari 5,7 juta penduduknya. Setidaknya, satu dosis vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Kecepatan vaksinasi Singapura untuk warganya relatif tinggi, namun lambat dalam melanjutkan kegiatan sosial dan perjalanan jika dibandingkan negara lain dengan tingkat inokulasi serupa.

Sampai saat ini, Singapura masih menerapkan aturan ketat yang mengatur pertemuan sosial, pemakaian masker, pelacakan kontak, dan perjalanan.

Singapura mematok target setidaknya dua pertiga dari populasi divaksinasi penuh dengan dua dosis di sekitar Hari Nasional Singapura pada 9 Agustus.

Dilansir dalam sebuah kolom opini di The Strait Times via detikcom, Satgas Covid-19 Singapura yang dikomandoi oleh tiga menteri, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, mengatakan bahwa prioritas dalam beberapa bulan ke depan adalah menyiapkan Singapura untuk hidup berdampingan bersama COVID-19.

Mereka menganggap Covid-19 sebagai penyakit yang akan terjadi lagi dan dapat dikendalikan.

“Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai warga kami sudah lelah berperang. Semua bertanya: Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir?” begitulah pernyataan ketiga menteri itu.

“Kabar buruknya adalah bahwa COVID-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah bahwa hidup normal COVID-19 di tengah-tengah kita adalah mungkin,” dia melanjutkan.

Dalam tulisan tersebut, mereka juga menyinggung kemiripan COVID-19 dengan influenza atau flu. Banyak yang terserang flu tiap tahun tetapi peluang jatuh sakit rendah dan bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana.

“Kita bisa mengupayakan hasil serupa untuk COVID-19. Kita tidak bisa memberantasnya, tetapi kita bisa mengubah pandemi jadi sesuatu yang lebih tidak mengancam, seperti influenza, ‘hand, foot, and mouth disease’ (dikenal juga sebagai flu Singapura), dan cacar air, dan hidup normal,” kata mereka. (Detik)

Follow me in social media: