Sosialisasi IPWK, Heti Friskatati Ingatkan Warga Jaga Persatuan Walau Beda Pilihan

waktu baca 3 menit
Anggota DPRD Kota Bandarlampung Heti Friskatati melakukan sosialisasi IPWK di Kelurahan Gedongmeneng Kecamatan Rajabasa. (foto : ist)

GANTANEWS, Bandarlampung – Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandarlampung Heti Friskatati, SE, melaksanakan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (IPWK) di Kelurahan Gedung meneng Kecamatan Rajabasa, Selasa (14/3/2023).

Anggota DPRD Kota Bandarlampung dari Partai Golkar Heti Friskatati, menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi pembinaan IPWK untuk mengingatkan kembali pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Karena itulah, lanjut Heti, DPRD Bandarlampung menyelenggarakan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila. Apalagi tahun ini merupakan tahun politik, makanya kegiatan ini sangat tepat. Pengamalan nilai Pancasila Sila keempat. Jaga persatuan, jangan berselisih. Jangan karena beda pilihan membuat hubungan keluarga dan tetangga selisih.

Heti Friskatati tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat dan mewakafkan diri untuk masyarakat. Karena itu, Heti tetap berniat baik dan meminta masyarakat berbuat baik, menjalin hubungan yang baik walau beda pilihan. “Dengan niat yang baik, cara yang baik insya Allah hasilnya baik. Dan saya sudah menganggap warga Gedongmeneng sebagai keluarga,” ujar Heti.

Narasumber dosen Universitas Bandar Lampung (UBL) Ansori, SH, MH, mengajak masyarakat agar mengingatkan anak-anak untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Jangan tinggalkan nilai Pancasila dimana tidak bertentangan Al Quran dan Hadits.

Ansori mengatakan, Pancasila yang lahir 1 Juni 1945, sebagai perekat bangsa. Saat ini kita sudah dipengaruhi oleh budaya individualistik. Karena itu, Pancasila yang sangat otentik dengan perkembangan zaman, nilai-nilai yang terkandung di dalam perlu terus diterapkan.

Di dalam Pancasila ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu nilai agama dan nilai kemasyarakatan. Di dalam Pancasila juga ada nilai norma bagaimana kita menjadi masyarakat yang berlaku sopan santun bermoral dalam kehidupan bermasyarakat.

Ansori mengatakan, Negara Indonesia yang terdiri ribuan suku dan bahasa, masyarakatnya bisa hidup rukun berdampingan walau beda suku dan agama karena ada nilai-nilai Pancasila.

Karena itu, sebagai masyarakat kita harus memegang norma. Norma agama, norma sosial dan sopan santun. Terlebih saat ini nilai-nilai Pancasila mulai luntur akibat pengaruh perubahan zaman. Pancasila sebagai perekat Bangsa Indonesia sangat penting sekali.

Sementara itu, narasumber Rudi Antoni, SH, MH, dosen FH Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung, menyampaikan, untuk membangun sebuah negara tidak mudah. Dibutuhkan pondasi yang kuat. Indonesia punya pondasi atau ideologi yang kuat yaitu Pancasila. “Satu- satunya negara yang menggunakan ideologi dari leluhur Bangsa yaitu Indonesia. Pancasila diambil dari semua golongan diakomodir dalam penyusunan Pancasila.

Karena itu kata Rudi, nilai-nilai Pancasila masih sangat kontekstual dengan kondisi zaman. Fenomena kehidupan sekarang terutama pemuda yang sering melakukan kegiatan di jalan dengan menggangu orang, menunjukkan bahwa pemuda sekarang rapuh. Ini terjadi karena kurang perhatian orang tua dan penanaman nilai-nilai Pancasila dari orang tua.

Dalam pelaksanaan sosialisasi IPWK yang dilakukan Heti Friskatati peserta diberi pertanyaan tentang pengamalan nilai Pancasila. Peserta yang berhasil menjawab pertanyaan mendapat doorprize. (RED)

Follow me in social media: