Santri di Pesawaran Diduga Dianiaya Pengurus Ponpes, Polisi Dalami Kasus

waktu baca 2 menit
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadilah Astutik

Gantanews.co – Seorang pengurus pondok pesantren (ponpes) di Pesawaran dilaporkan ke Polda Lampung atas dugaan penganiayaan terhadap seorang santri berinisial A. Kejadian yang menyedihkan ini dilaporkan terjadi pada 4 Desember 2024 sekitar pukul 14.00 WIB.

Korban, yang masih di bawah asuhan ponpes tersebut, mengalami kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh pengurus berinisial H. Rekaman video yang beredar memperlihatkan luka memar pada beberapa bagian tubuh korban, termasuk wajah dengan mata kiri yang tampak bengkak, serta luka pada punggung dan kaki.

Laporan Keluarga ke Polisi

Merasa tidak terima atas kejadian tersebut, keluarga korban segera melaporkan insiden ini ke Polres Pesawaran pada Sabtu malam.

“Kami telah menerima laporan terkait dugaan kekerasan di salah satu pesantren di Pesawaran. Saat ini, kami sedang mendalami kasus ini,” ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik, Senin (6/1/2025).

Berdasarkan keterangan awal dari korban, ia mengaku mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan sebelum penganiayaan terjadi.

“Korban menyebut tubuhnya sempat diikat sebelum dipukul. Kami sedang melakukan penyelidikan untuk memastikan kronologi dan fakta yang sebenarnya,” tambah Kombes Umi.

Dugaan Motif Penganiayaan

Dari pengakuan korban, tindakan kekerasan tersebut diduga bermula dari masalah pribadi. Korban disebut-sebut dituduh mencuri uang di kamar salah satu penghuni ponpes. Polisi masih menyelidiki lebih lanjut untuk mencari titik terang kasus ini.

Peristiwa ini menambah daftar panjang dugaan kekerasan di lingkungan pendidikan, terutama di pondok pesantren yang seharusnya menjadi tempat pembinaan moral dan pendidikan bagi generasi muda.

Tanggapan Masyarakat

Kasus ini menuai perhatian masyarakat setempat, yang berharap agar pihak kepolisian dapat mengusut tuntas dan memberikan keadilan bagi korban.

“Kami sangat berharap insiden ini diusut hingga tuntas, karena menyangkut masa depan anak-anak yang belajar di sini,” ujar salah satu warga Pesawaran. (red)

error: Content is protected !!