Saatnya Lampung Open MICE, Yusuf Kohar: Setop Pembangunan Pariwisata Berorientasi Proyek

waktu baca 4 menit

PENGEMBANGAN sektor pariwisata berbasis MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) di Provinsi Lampung belum menjadi pijakan serius dalam menata arah pengembangan sektor pariwisata yang berdaya saing di masa depan.

Salah satu alasan, mengapa MICE sulit diterapkan di daerah ini adalah karena persoalan klasik, yakni akibat keterbatasan anggaran.

Benarkah demikian?

Jawabnya tentu saja tidak!

Sebab, pada kenyataannya pengembangan sektor pariwisata yang tumbuh signifikan berhasil dicapai sejumlah daerah di Pulau Sumatera melalui penerapan MICE yang konsisten atau berkelanjutan.

Dikutip dari wikipedia, lima kota di Sumatera sukses menumbuhkembangkan sektor pariwisatanya melalui penerapan MICE yang serius dan bersemangat, seperti Medan, Padang, Batam, Padang dan Palembang.

Bahkan, Jayapura yang berada di ujung Timur Indonesia dinilai berhasil dan masuk dalam MICE Indonesia bersama Jakarta, Denpasar, Ujung Pandang, Manado, dan Surabaya.

Ada apa dengan sektor pariwisata Lampung?

Untuk membahasnya media ini mewawancarai mantan PLT Walikota Bandarlampung, M Yusuf Kohar pada Senin (17/7/23).

Berikut hasil wawancara selengkapnya:

Baru saja kami menonton video Anda soal pentingnya MICE untuk memajukan sektor pariwisata di Lampung. Bisa dijelaskan?

MICE itu singkatan dari Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (Indonesia: Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran). IDalam industri pariwisata atau pameran, ini adalah suatu jenis kegiatan pariwisata yang dikelola dengan perencanaan matang, berangkat dengan visi misi bersama untuk suatu tujuan tertentu yang besar.

Masalah kita adalah belum banyak yang paham tentang MICE, termasuk pemerintah daerah, padahal dunia pariwisata di seluruh dunia telah mengadopsinya.

Mengapa demikian?

Ya karena tidak paham, kurang pengetahuan, padahal kita punya banyak potensi, bahkan lebih. Harus ada lompatan besar untuk mengejar ketertinggalan. Saya harus sampaikan kritik ini untuk kemajuan kita. Intinya kita harus benahi dengan inovasi dan berfikir kreatif, tidak mudah puas, dengan melibatkan semua pihak. Serahkan pelaksanaannya kepada ahlinya, jangan asal.

Apa efek MICE bagi sektor pariwisata?

MICE memiliki efek luar biasa. Bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat banyak. Menumbuhkan usaha dan investasi yang semuanya pasti akan memberi keuntungan langsung kepada masyarakat. Dengan MICE akan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang kuat, tidak saja perdagangan dan jasa, hotel, serta mendongkrak ekonomi UMKM.

Tadi Anda menyebut serahkan kepada ahlinya. Bisa jelaskan?

Ya benar. MICE adalah kegiatan besar yang bisa berhasil bila dilakukan oleh ahlinya. Tidak bisa asal-asal saja. Tentu saja harus menjaring semua kepentingan, partisipatif dan mau mendengar, tetapi untuk perencanaan dan pelaksanaanya harus dilakukan oleh arsitek, oleh ahlinya. Paradigmanya harus begitu, sekali lagi jangan asal-asalan. Jangan cuma sekedar melaksanakan anggaran, tanpa perencanaan dan target yang jelas. Setop model berorientasi proyek. Sudah-sudahlah, sudahi itu kalau Lampung mau maju.

Konkretnya bagaimana?

Lampung dan seluruh kabupaten/kota harus segera berbenah dan menyusun peta jalan pembangunan sektor pariwisata yang komprehensif, tidak parsial, dan yang paling utama harus bersungguh-sungguh.

Ada tiga hal penting yang menjadi dasar untuk percepatan kemajuan pariwisata yakni ketersediaan infrastruktur yang baik, marketing yang efektif branded yang kini banyak tersedia di berbagai saluran kanal. Dan ketiga memperbanyak atraksi lokal dan event baik lokal, nasional dan internasional.

Saran saya, Water Front City yang sejak lama diimpikan ada, sebaiknya diwujudkan sebagai destinasi utama dan menjadi pusat pertumbuhan andalan kita.

Bayangkan bila WFC itu ada, kawasan pantai di Bandarlampung bisa lebih tertata, bersih dan tidak menjadi kawasan kumuh. Sayang sekali, kota ini punya garis pantai yang cukup panjang, tetapi tidak memberikan keuntungan pada sektor pariwisata. Makanya, semua pisah mesti melek MICE.

Siapkan semua infrastruktur destinasi wisata sebagus mungkin, terutama jalan-jalan menuju
destinasi wisata harus mulus, lengkap dengan penerangan jalan dan dilengkapi view taman yang indah dan tertata rapi di sepanjang jalan. Kalau jelek ya tidak akan laku dijual.

Bila infrastrukturnya baik, Bandarlampung bisa menjadi pintu masuk utama bagi wisatawan ke berbagai pulau, seperti Pahawang, Legian, Tegal Mas dan banyak pulau lainnya. Siapkan dermaganya, kapalnya, dan hadirnya banyak atraksinya.

MICE juga mendorong kita untuk mulai membangun sebuah convention hall yang mampu menampung 5 ribu sampai 10 ribu orang dengan kapasitas lapangan outdoor untuk kepentingan pameran besar, eksebisi, festival atau pun event besar berskala nasional dan internasional. Daerah lain bisa, dan tentu saja Lampung juga bisa, asal ada kemauan.(iwa)

Follow me in social media: