Rokok Elektrik Dorong Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Lampung Naik Hampir 2 Persen, Capai Rp836,93 Miliar per Oktober 2024

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai di Provinsi Lampung hingga akhir Oktober 2024 tercatat mencapai Rp836,93 miliar. Angka ini mewakili 63,21 persen dari target tahunan sebesar Rp1,3 triliun. Capaian tersebut juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan Sumatera Bagian Barat, Estty Purwadiani Hidayatie, menyampaikan bahwa peningkatan signifikan terjadi pada penerimaan cukai, terutama dari sektor rokok elektrik.

“Penerimaan cukai melonjak hingga 520,89 persen. Hal ini didorong oleh tingginya permintaan pita cukai untuk rokok elektrik,” ujar Estty dalam keterangan di Bandar Lampung, Rabu (4/12).

Dinamika Bea Masuk dan Bea Keluar

Selain itu, penerimaan bea masuk juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 25,51 persen. Pertumbuhan ini terutama disumbang oleh impor gula pasir dan beras. Namun, di sisi lain, penerimaan bea keluar turun sebesar 16,40 persen akibat melemahnya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di pasar global yang dipengaruhi ketidakpastian ekonomi dunia.

Ekspor Lampung Melonjak Tajam

Lampung turut mencatatkan peningkatan devisa ekspor sebesar 64,38 persen pada Oktober 2024, dengan nilai mencapai 267,51 juta dolar Amerika Serikat. Ekspor kopi menjadi penyumbang utama, mencapai 132,38 juta dolar AS, disusul oleh minyak kelapa sawit sebesar 51,91 juta dolar AS.

Komoditas lain seperti pulp dan CPO juga mengalami pertumbuhan, meskipun ekspor batu bara tercatat turun 10,48 persen.

Tren Impor Lampung

Dari sisi impor, peningkatan signifikan terjadi pada komoditas utama seperti minyak bumi, gula pasir, sapi potong, dan beras. Namun, devisa impor pada bulan September menurun menjadi 43,99 juta dolar AS, dipengaruhi oleh perlambatan pada gula pasir sebesar 9,09 juta dolar AS dan minyak bumi sebesar 6,11 juta dolar AS.

“Secara keseluruhan, tren penerimaan dan aktivitas ekspor-impor di Lampung menunjukkan dinamika yang positif, meski masih dipengaruhi oleh fluktuasi global,” tutup Estty. (red)

error: Content is protected !!