Respon Keluhan Petani Rampai, Riana Arinal Utus Anggota Fraksi Golkar Turun ke Lokasi
GANTANEWS.CO, Bandarlampung – Ketua TP PKK Provinsi Lampung Riana Sari Arinal merespon langsung keluhan petani di Kedaung, Kecamatan Kemiling Bandarlampung terkait anjloknya harga jual rampai di pasaran.
Mendengar adanya keluhan dari petani rampai harga hasil pertanian anjlok, langsung direspon dengan meminta Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandarlampung H. Yuhadi untuk memerintahkan anggota Fraksi Golkar Heti Friskatati ke lokasi.
Tidak menunggu lama-lama, Heti Friskatati anggota Fraksi Golkar serta pengurus PK Golkar Kemiling turun ke petani rampai kedaung.
Heti menemui Ibu Mut Mainah dan anaknya Suryadi di lokasi lahan tanaman rampai untuk mengetahui persoalan yang dihadapi oleh Ibu Mut Mainah.
Heti menyampaikan, sebagai anggota Fraksi Golkar, dirinya mendapat perintah dari Ibu Riana Sari Arinal untuk turun ke lokasi. Ibu Riana Sari Arinal melalui anggota Fraksi Golkar Heti Friskatati menyampaikan rasa prihatin atas anjloknya harga rampai yang dialami Ibu Mut Mainah.
Heti menyampaikan, Ibu Riana Sari Arinal membantu ibu Mut Mainah dengan membeli rampai yang petani di Kedaung Kemiling. Menurut Heti, harga rampai dari petani cuma Rp1000/Kg.
Akibat rendahnya harga rampai itu, Ibu Mut Mainah tidak mau jual hasil panen rampainya. Riana Sari juga Ketua IIPG Lampung, melalui anggota Fraksi Golkar Heti Friskatati menolong Ibu Mut Mainah dengan membeli rampainya.
Menurut Heti juga anggota Komisi II DPRD Kota Bandarlampung, masalahnya sekarang bukan soal harga rampai. Tapi sebagai anggota Komisi II, dirinya akan memanggil dinas terkait seperti, Dinas Pertanian, dan dinas terkait untuk membahas masalah harga hasil pertanian di Bandarlampung.
Suryadi putra Ibu Mut Mainah, merasa bersyukur atas kedatangan utusan Ibu Gubernur Lampung Riana Sari Arinal. Suryadi mendoakan agar Gubernur Arinal Djunaidi dan Ibu Riana Sari selalu diberi kesehatan dan memperhatikan nasib para petani.
Sementara Ibu Mut Mainah mengatakan, sejak masa pandemi dirinya sangat merasakan dampak dari wabah yang telah mendunia ini. Sebagai petani dia menyatakan, selain dari kerugian materi juga tenaga sudahlah pasti dirasakan para petani saat ini. Hal itu selain dari kesulitan untuk mendapaan bahan-bahan pedukung pertanian (pupuk), hasil panen juga menurun dan kualitasnya juga megalami kemerosotan ditambah lagi dengan harga jual sangat turun draktis bahkan bisa dibilang tidak berhaga.
“Selama masa covid harga jual rampai murah dan dijual tidak laku, akhirnya kita bagi-bagikan ke warga. Ada yang ngasih duit diambil, yang minta saja tak kasih juga. Bagaimana enggak, rampai ini sudah lewat masa panennya, kebanyakan sudah busuk dipohonnya, ini semua kerana tidak laku dijual,” ujar ibu Mainah.
Di lahan berukuran seribu dua ratus meter persegi itulah dirinya bercocok tanam sayur rampai, dan selama masa pandemi Covid-19 dirinya mengalami kerugian karena harga jual hasil panen rampai sangat murah.
Dikatakanya untuk harga perkilogramnya hanya seharga seribu rupiah dan itupun yang membelinya tidak ada sehingga hasil rampainya dibagi-bagikan ke warga di sekitar tempat tinggalnya. (red)