Razia Ke Tambang Emas Liar Bocor, Tapi Sudah Lihatkan Kerusakannya?
MAU ketawa, tapi takut ada pembaca yang marah. Tapi berita ini patut dikabarkan karena masih terkait dengan semaraknya penambangan emas liar di Waykanan. Semoga razia gabungan oleh Polisi, TNI dan Satpol PP Way Kanan, kemarin, tidak menjadi antiklimak. Besok coba razia lagi?
WAYKANAN – Razia gabungan polisi, TNI dan Satpol PP Waykanan ke lokasi tambang, Kamis (11/08) tidak
menghasilkan apa-apa. Di lokasi, petugas hanya disambut oleh wajah lingkungan yang rusak parah.
Diduga, razia sudah bocor, bocor dan bocor.
Menurut informasi razia gabungan dipimpin oleh Kasat Op Polres Waykanan dengan membawa serta
anggota TNI dan 10 anggota Satpol PP.
Para petugas menyasar di sepanjang Jalan Lintas Tengah Sumatera dan daerah Kali Betih-Betih di
sekitar Kelurahan Blambangan Umpu, Waykanan.
Namun petugas tidak menemukan satu orang pun di lokasi penambangan emas yang dituju.
Situasinya berbeda dengan hari-hari sebelumnya, seperti ramai diberitakan media.
Mungkinkah media sudah membuat berita bohong?
Tentu saja tidak!
Sebab, media sudah melakukan investigasi ke sana, bahkan menyaksikan langsung usaha penambang emas liar yang seakan berlomba merusak lahan negara tanpa takut sama APH.
Keberadaan Mapolres Blambangan Umpu yang begitu dekat dengan lokasi penambangan bukan kendala.
Penambangan tetap berlangsung aman dan lancar, kecuali kemarin, karena ada razia.
Bagaimana besok, ketika tak ada petugas yang datang ke sana?
Haluan Lampung akan terus mempelototi praktik penambangan liar di Waykanan ini.
Para tokoh pu mengaku prihatin dengan maraknya tambang emas liar di kabupaten ini.
Salah satu tokoh masyarakat Waykanan HM. Djonis Idris, mantan Ketua DPRD Waykanan membenarkan bahwa saat ini banyak tambang emas liar yang telah mengancam terjadinya kerusakan ekosistem lingkungan di Waykanan.
“Itu perlu segera ditertibkan,” tegasnya.
Ia membeberkan bahwa penambangan emas liar banyak terjadi di Kampung Gistang dan Negeri Baru yang bersumber di Bukit Spirli.
Sementara tokoh Waykanan Irjen Pol Purn Ike Edwin yang sehari-hari dipanggil Dang Ike Edwin mengajak
semua melakukan perenungan atau evaluasi yang dilandasi hati nurani demi menjemput Waykanan yang
berahklak, sejahtera dan modern.
Ike Edwin meminta para pejabat yg sedang memegang tampuk pimpinan atau sedang berkuasa rutin
menggelar FGD dengan mengundang tokoh masyarakat, tokoh adat, LSM.
“Itu bagus sekali dan paling tidak bisa dilakukan tiga bulan sekali,” usulnya.
Ia meyakini dengan gelaran FGD, saran dan kritik dapat tersalurkan dengan baik dan dapat menjadi
forom intropeksi untuk semua, termasuk bagi para pejabat.(ganta)