Presiden Prabowo Sampaikan Duka Cita dan Jaminan untuk Korban Erupsi di NTT
Gantanews.co – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, Presiden Prabowo berkomitmen untuk memastikan kebutuhan warga yang terdampak bencana tercukupi selama masa tanggap darurat.
Pratikno mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/11), yang diadakan setelah rapat koordinasi penanganan darurat akibat erupsi. Dalam upaya penanganan bencana ini, Presiden mendelegasikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, dan Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, untuk turun langsung ke lapangan.
Tim dari Kementerian Sosial dan BNPB saat ini dalam perjalanan menuju lokasi bencana, membawa bantuan logistik bagi para korban. Mereka harus melakukan transit dari Jakarta ke wilayah terdekat akibat penutupan empat bandara, sebelum melanjutkan perjalanan dengan transportasi darat dan kapal penyeberangan laut menuju Flores Timur.
Prioritas utama dalam penanganan darurat, menurut Pratikno, adalah evakuasi semua warga yang berada dalam radius jangkauan erupsi. Ini mencakup penyediaan tempat pengungsian yang memadai, pembukaan jalur distribusi bantuan, serta layanan kesehatan yang dapat diandalkan. Selain itu, penting untuk melakukan pendataan korban secara detail agar tindakan lanjutan dapat dilakukan dengan lebih efektif.
BNPB melaporkan bahwa sekitar 2.735 keluarga, atau 10.295 orang, terdampak oleh erupsi ini. Mereka berasal dari 14 desa di Kecamatan Ile Bura, Titehena, dan Wulanggitang di Kabupaten Flores Timur.
Hingga Senin (4/11) pukul 20.00 WITA, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 1.403 korban, termasuk sembilan orang yang meninggal dan satu orang dalam kondisi kritis. Bupati Flores Timur telah menetapkan status tanggap darurat yang berlaku hingga 31 Desember 2024, yang menjadi dasar untuk melaksanakan semua upaya penanganan bencana.
“Yang terpenting saat ini adalah mengevakuasi semua warga dalam radius tujuh kilometer ini yang harus segera clear, kemudian kita lakukan tahap selanjutnya,” tegas Pratikno, menyoroti pentingnya aksi cepat dalam situasi darurat ini. (red)
Follow me in social media: