Pilot Susi Air, Kapten Philip Mehrtens, Akhirnya Dibebaskan dari Penyanderaan KKB Papua

waktu baca 2 menit
Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Marthens akhirnya berhasil dibebaskan dari sanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya

Gantanews.co – Kapten Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, akhirnya berhasil dibebaskan. Berdasarkan foto yang dirilis oleh Satgas Damai Cartenz, terlihat Kapten Philip mengenakan kaos hijau tua dengan kain merah menyerupai dasi di lehernya. Ia juga tampak memakai celana pendek hijau terang serta kaus kaki setinggi betis, duduk bersama personel Satgas Damai Cartenz.

Proses penjemputan Kapten Philip dilakukan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga. Setelah itu, ia langsung diterbangkan ke Markas Brimob Batalyon B di Timika.

“Hari ini, kami berhasil menjemput Pilot Philip dalam keadaan sehat. Pilot langsung kami terbangkan ke Timika,” ujar Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024, Kombespol Bayu Suseno, Sabtu (21/9/2024).

Sesampainya di Timika, Kapten Philip langsung dibawa ke ruangan khusus untuk menjalani pemeriksaan medis dan psikologis guna memastikan kondisinya tetap stabil. Setelah proses tersebut, akan diadakan konferensi pers di Posko Operasi Damai Cartenz 2024 di Markas Brimob Timika.

Proses Pembebasan yang Berlangsung Lama

Sebelumnya, Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dipimpin Egianus Kogoya mengumumkan kesiapannya untuk membebaskan Kapten Philip yang telah disandera sejak 7 Februari 2023.

Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, melalui pesan audio pada Sabtu (3/8/2024), menyatakan bahwa proses pembebasan ini bisa memakan waktu hingga dua bulan.

“Panglima Egianus menyatakan dengan rendah hati bahwa demi kemanusiaan, kami akan membebaskan pilot tersebut,” ungkap Sebby Sambom.

Meskipun begitu, alasan mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan tidak dijelaskan secara rinci.

Pemerintah sebelumnya telah melakukan berbagai upaya untuk membebaskan Kapten Philip, termasuk dialog dengan tokoh agama dan masyarakat. Operasi militer di wilayah pegunungan terpencil dinilai berisiko tinggi, sehingga negosiasi menjadi pilihan utama.

Tantangan dalam Proses Negosiasi

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, mengungkapkan adanya pihak ketiga yang turut berperan dalam memperlambat proses negosiasi. Pihak ini diduga memanfaatkan situasi penyanderaan untuk kepentingan kelompok atau pribadi.

“Ada pihak lain yang sengaja menghambat negosiasi agar tidak mencapai kesepakatan,” ujar Fakhiri dalam pernyataan resminya.

Kasus penyanderaan Kapten Philip menarik perhatian dunia internasional, termasuk Selandia Baru, yang pada Februari lalu mendesak pembebasan pilot tersebut setelah setahun disandera. Selama penyanderaan, KKB beberapa kali merilis video yang menampilkan Kapten Philip, termasuk video yang menunjukkan dirinya memegang bendera Bintang Kejora, simbol kemerdekaan Papua yang dilarang oleh pemerintah Indonesia.

Sementara itu, konflik bersenjata di wilayah Papua masih berlangsung, dengan kelompok separatis yang semakin sering melancarkan serangan menggunakan senjata yang lebih canggih. Konflik ini menjadi tantangan besar bagi upaya perdamaian di Papua. (red)