Penyelundupan Satwa Liar Tak Kunjung Reda: Ribuan Burung Kembali Diamankan di Bakauheni

waktu baca 3 menit

Gantanews.co – Ribuan burung dari berbagai jenis berhasil diselamatkan oleh tim gabungan dalam operasi di ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar KM 136 pada Kamis (28/11) malam. Operasi yang melibatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, PJR Polda Lampung, SKW III Lampung, serta FLIGHT Protecting Birds ini mengamankan 4.354 ekor burung yang diangkut menggunakan kendaraan minibus berwarna silver dengan nomor polisi B 1672 NOK.

Kepala Balai BKSDA Bengkulu-Lampung, Hifzon Zawahiri, menjelaskan bahwa burung-burung tersebut ditemukan dalam 111 keranjang buah dan 32 boks kardus.

“Burung-burung ini diangkut dari Palembang dan diduga akan diperjualbelikan secara ilegal di pasar burung,” ungkap Hifzon.

Jenis Burung yang Diselamatkan

Burung yang diamankan terdiri dari berbagai jenis, seperti ciblek (1.699 ekor), trucukan (1.190 ekor), gelatik batu (640 ekor), pleci (240 ekor), hingga beberapa spesies langka seperti poksay mandarin (5 ekor), kerakbasi alis hitam (5 ekor), dan pentet kelabu (118 ekor).

Hifzon menambahkan, beberapa jenis burung memiliki nilai jual tinggi karena suara merdunya, sehingga menjadi target penyelundupan. Semua burung yang disita akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dilepasliarkan kembali.

Lampung Jadi Transit Utama Penyelundupan

Direktur Eksekutif FLIGHT, Marison Guciano, menyoroti peran Lampung sebagai jalur transit utama penyelundupan burung liar dari Sumatera ke Jawa. “Permintaan burung di pasar Jawa sangat tinggi. Lampung menjadi titik transit strategis sebelum burung-burung ini diselundupkan melalui Pelabuhan Bakauheni,” jelasnya.

Marison juga mengingatkan bahwa penyelundupan ini berkontribusi pada penurunan populasi burung Sumatera.

“Dalam 10 tahun terakhir, banyak spesies burung Sumatera telah mengalami penurunan drastis, bahkan beberapa sudah punah di alam liar,” ujarnya prihatin.

Dalam catatan Gantanews.co, selama beberapa bulan terakhir, Pelabuhan Bakauheni menjadi titik utama pengungkapan penyelundupan satwa liar.

  • 25 September 2024: Ratusan burung asal Bengkulu gagal diselundupkan di Bakauheni.
  • 16 Oktober 2024: Petugas menggagalkan penyelundupan 6.000 burung liar dan ribuan benih lobster ilegal.
  • 15 November 2024: KSKP Bakauheni menyita 358 lembar kulit biawak dan ular piton.
  • 16 November 2024: Petugas juga mengamankan 88 lembar kulit ular dan 374 lembar kulit biawak asal Pekanbaru yang hendak dikirim ke Surabaya dan Jember tanpa dokumen resmi.
  • 17 November 2024: Sebanyak 925 burung asal Lampung Tengah, termasuk pleci, trucukan, tepus, dan pentet, diamankan.

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati

Kepala Balai BKSDA Bengkulu-Lampung, Hifzon Zawahiri, menjelaskan bahwa penyelundupan ini berdampak buruk bagi populasi burung di Sumatera.

“Beberapa spesies sudah langka dan berpotensi punah jika terus dieksploitasi,” tuturnya.

Dalam lima tahun terakhir, FLIGHT mencatat lebih dari 200 ribu burung liar berhasil diselamatkan.

Burung-burung yang berhasil diamankan kali ini terdiri dari ciblek, trucukan, gelatik batu, pleci, hingga spesies langka seperti poksay mandarin dan kerakbasi alis hitam. Mereka akan menjalani rehabilitasi sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya.

Kolaborasi antara aparat hukum, organisasi konservasi, dan masyarakat diperlukan untuk menghentikan rantai perdagangan ilegal yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam kelestarian alam Indonesia.

“Penyelundupan satwa liar harus dihentikan demi menjaga ekosistem dan masa depan keanekaragaman hayati kita,” pungkas Hifzon. (red)

error: Content is protected !!