Opini Imron Rosadi, Sekretaris Partai Gelora Lampung: Para Pejuang Tangguh

waktu baca 4 menit

Bandar Lampung – Minggu siang menjelang sore, tepatnya pukul 14.30 WIB, istri mengajak saya untuk keluar bersama anak-anak. Rencananya kami akan pergi ke toko alat tulis guna membeli beberapa kertas warna dan perlengkapan lainnya, untuk menghias rumah menyambut Ramadhan 2020. Sekaligus nanti pulangnya mau mampir ke pom bensin terdekat, untuk stok bahan bakar kendaraan satu pekan kedepan.

Setelah saya dan ketiga anak masuk kendaraan, sambil menungggu ibunya yang sedang menyiapkan beberapa barang yang akan dibawa, kami berempat bercengkrama di dalam kendaraan.

10 menit sudah kami menunggu. Tiba-tiba ponsel saya berdering, muncul dilayar panggilan nama istri. Dalam hati bergumam “Nah ada apa lagi ini, paling ada sesuatu yang selip dan istriku bingung mencarinya,” gumamku.

“Mas, mohon maaf barusan pimpinan telfon, saya diminta datang kekantor sekarang. Disana sudah ada Diryan, Kabid dan beberapa tim rumah sakit. Rencananya akan ada setting tempat pemindahan ruangan Poli Covid -19. Mas bisa anter aku kesana?” Begitu kurang lebih kalimat yang diucapkan oleh istri ditelfon.

“Anak-anak bagaimana?,” tanyaku.

“Tinggal aja, nanti abis pulang dari sana, baru kita ajak anak2 ke toko dan pom bensin,” jawab istriku.

“Oke kalau begitu, nanti kusampaikan ke anak-anak.”

Singkat cerita, setelah berhasil mengkondisikan anak-anak, kami berdua pun meluncur menuju kantor istri.

Sesampainya di rumah sakit tempat istri bekerja, kulihat sudah ada beberapa pejabat RS dan tim bagian rumah tangga yang sedang berbincang di parkiran. Sebagian ada yang mengangkat barang, lemari, meja dan barang lainnya. Tampak mereka sedang serius sekali menyusun tempat yang akan dijadikan ruangan Poli Covid – 19 yang baru.

Poli Covid-19, tempatnya harus dipindah, dikarenakan ada beberapa perbaikan fisik diruang yang lama, begitu kurang lebih penjelasan singkat istri ketika dijalan kami sempat berbincang.

Tidak lama setelah istri ikut bergabung dengan tim yang lain, azan Asar berkumandang. Saya liat sekitar 7 orang petugas laki-laki yang menata ruangan tadi menuju ke masjid.

Awalnya saya ragu mau ikut ke masjid juga, saya pikir nanti salatnya diruangan istri saja. Tapi akhirnya saya berubah pikiran, saya pun bergegas menuju masjid.

Setelah  mengambil wudhu, saya bertemu dengan ketujuh petugas tadi. Salah satu dari mereka ternyata ada yang saya kenal. Kami sempat bertegur sapa meski hanya dengan isyarat senyuman dan kernyitan dahi.

Kami pun melaksanakan salat Ashar berjamaah di teras masjid. Karena memang sejak beberapa pekan yang lalu masjid di Rumah Sakit ini di tutup sementara.

Entah mengapa, tak terasa ada cairan hangat yang melembabkan mata.

Haru dan bangga rasanya sore ini saya berada satu shaf sholat dengan para pejuang tangguh yang ada di rumah Sakit ini.

Selesai salat diam-diam saya pandangi wajah mereka. Terlihat sekali guratan lelah menghiasi wajah mereka. Yang membuat saya haru adalah, meskipun terlihat lelah, tapi terlihat sekali senyuman tulus nan ikhlas terpancar dari mereka semua.

Bayangkan, disaat jutaan orang yang saat ini sedang banyak beraktivitas di rumah, bercengkerama dengan keluarga tercinta, namun para pejuang kesehatan ini berjuang, mengabdikan dirinya untuk berada di garda terdepan dalam menangani para pasien yang ada.

Tidak mudah berada diposisi mereka. Butuh ketangguhan yang saya sebutkan diatas. Apalagi bila kita menjadi petugas medis yang menangani pasien covid -19, tentu beban dan pengorbanan yang diberikan akan lebih dari yang lainnya.

Jadi teringat video yang beberapa hari ini viral di sosial media. Di beberapa rumah sakit yang menangani pasien covid-19, ada beberapa petugas medis yang lebih dari 1 bulan tidak pulang, bahkan ada yang sampai 2 bulan lebih. Benar-benar pengorbanan dan perjuangan yang luar biasa.

Semoga para pejuang tangguh, garda terdepan dalam penanganan pasien covid-19, khususnya  Lampung, selalu diberikan kekuatan dan kesehatan. Kemudian para pejuang tadi, baik yang bertugas sebagai tim medis, manajeman hingga tim teknis diberikan pahala terbaik oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pukul 17.05, sampai tulisan ini ditulis di parkiran Rumah Sakit Abdul Muluk Provinsi Lampung, kulihat para pejuang tangguh tadi masih berjibaku dengan berbagai macam perlengkapan. Menyusun dan menyiapkan ruangan yang baik serta layak, guna melayani masyarakat yang akan meminta pelayanan, khususnya terkait dengan gejala2 yang terindikasi covid-19.

Selamat bertugas pejuang. Terima kasih atas segala pengorbanan dan pengabdian. Doa terbaik dari kami untuk kalian semua. (Imron)

Follow me in social media:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *