Musim Hujan Diprediksi Mundur, Bulog Siapkan Strategi Jaga Stabilisasi Harga

waktu baca 2 menit
ilustrasi paceklik

Gantanews.co – Perum Bulog memperkirakan akan terjadi paceklik beras di Indonesia mulai November 2024 hingga Februari 2025. Pergeseran musim penghujan yang diprediksi terjadi dari September ke akhir Oktober 2024 menjadi penyebab utama. Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan bahwa perubahan ini akan menyebabkan masa panen padi bergeser dari November 2024 ke Januari 2025.

“Beras hasil panen baru dapat memasuki pasar pada Maret 2025 setelah melalui proses pengeringan selama sebulan,” ujar Bayu di kantornya pada Jumat (30/8).

Mengingat Maret 2025 bertepatan dengan bulan suci Ramadan, Bulog telah menyiapkan langkah-langkah untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan beras selama periode paceklik tersebut.

Bayu juga mengingatkan bahwa curah hujan yang tinggi dapat berlangsung hingga Februari 2025 akibat pergeseran musim. Oleh karena itu, beras dari panen Januari 2025 baru dapat dinikmati masyarakat pada April 2025. Sebagai langkah proaktif, Bulog berencana meningkatkan pengawasan distribusi beras ke seluruh wilayah hingga akhir tahun ini.

Bantuan Pangan untuk Keluarga Berpendapatan Rendah

Selama periode paceklik, pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat. Setiap keluarga akan menerima 10 kilogram beras.

“Kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan lebih merasakan dampak kenaikan harga. Kami berkomitmen memastikan ketersediaan beras untuk kelompok ini,” tambah Bayu.

Untuk mendukung kestabilan harga pangan, Bulog juga akan memaksimalkan peran Rumah Pangan Kita (RPK). RPK adalah warung mitra Bulog yang tersebar di berbagai kawasan permukiman, dan saat ini jumlahnya mencapai 21.384 unit—lebih banyak dibandingkan toko ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret.

“RPK akan menjadi instrumen utama dalam menjaga stabilitas harga pangan di tingkat konsumen. Kami berharap masyarakat berpendapatan lebih tinggi membeli beras komersial dengan harga sedikit lebih tinggi, sementara beras di RPK tetap tersedia dengan harga stabil,” jelas Bayu.

Dengan strategi ini, Bulog bertujuan untuk memastikan pasokan beras yang cukup dan stabil selama periode paceklik, serta mengurangi dampak kenaikan harga terhadap konsumen. (red)

Follow me in social media: