Mengenal Go Tik Swan Yang Tampil Di Google Doodle Hari Ini

waktu baca 2 menit
Foto (Net)

GANTANEWS.CO, — Google Doodle hari ini menampilkan Go Tik Swan atau dikenal juga dengan nama K.R.T. Hardjonagoro.

Go Tik Swan merupakan seorang ahli seni kuno kontemporer dalam mendesain kain dengan lilin panas yang dikenal sebagai batik.

Kemunculan Go Tik Swan di Google Doodle hari ini karena bertepatan dengan hari lahirnya 90 tahun lalu atau tepatnya 11 Mei 1931 di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Profil Go Tik Swan Ia dilahirkan sebagai putra sulung keluarga Tionghoa yang termasuk golongan Cabang Atas atau priyayi Tionghoa di kota Solo (Surakarta).

Go Tik Swan semasa kecil diasuh oleh kakeknya dari pihak ibu, Tjan Khay Sing. Hal ini dikarenakan kedua orangtuanya sibuk dengan pekerjaan mereka.

Kakek Go Tik Swan adalah seorang pengusaha batik di Solo yang memiliki empat tempat pembatikan: dua di Kratonan, satu di Ngapenan, dan satu lagi di Kestalan, dengan karyawan sekitar 1.000 orang.

Karena tinggal dan diasuh oleh kakeknya, Go Tik Swan menyerap pengetahuan budaya Jawa dari pengrajin lokal. Ia juga terpikat dengan yang dilakukan kakeknya.

Hal ini membuat Go Tik Swan mengeksplorasi lebih jauh warisannya dengan mempelajari sastra dan tari Jawa di Universitas Indonesia.

Hubungannya yang akrab dengan keluarga kraton Solo memungkinkan Go Tik Swan Hardjono belajar langsung dari ibunda Susuhunan Paku Buwana XII yang memiliki pola-pola batik pusaka.

Pola-pola batik langka yang tadinya tidak dikenal umum maupun pola-pola tradisional lain digalinya dan dikembangkannya tanpa menghilangkan ciri dan maknanya yang hakiki.

Dalam salah satu pertunjukan tari kampusnya, sekitar tahun 1950-1n presiden Indonesia (saat itu Soekarno) mengetahui latar belakang keluarga Swan dalam pembuatan batik dan menugaskannya untuk membuat gaya batik baru; yang ia yakini dapat mengatasi perpecahan dan mempersatukan bangsa Indonesia.

Pola yang sudah dikembangkan itu diberinya warna-warna baru yang cerah, bukan hanya coklat, biru dan putih kekuningan seperti yang lazim dijumpai pada batik Solo-Yogya. Lahirlah yang disebut “Batik Indonesia”.

Pengagungan yang tinggi terhadap hasil karyanya sangat disayangi oleh Swan, sehingga setiap helai batik memiliki makna filosofis, bahkan mengembangkan motif pada tahun 70-an berjudul Kembang Bangah sebagai surat cinta atas jati dirinya.

Go Tik Swan yang meninggal pada 5 November 2006 ini adalah seorang ahli dalam budaya Jawa, pelopor “Batik Indonesia”, ia juga seorang ahli keris yang masih menjaga tradisi keris upacara Jawa kuno, serta pemain gamelan yang terampil.

Dia mengembalikan begitu banyak warisannya, pemerintah Surakarta menghormatinya dengan memberi gelar bangsawan Panembahan Hardjonegoro. (*)

Sumber : Tirto

Follow me in social media: