Masyarakat Harus Siap Hadapi Transformasi Digital (Sebuah Catatan dari Webinar di Kabupaten Waykanan)

waktu baca 4 menit

Ekstrak:

Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, melalui Ditjen Aptika yang menargetkan hingga tahun 2024 bisa menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital. Khusus pada 2021 diproyeksikan sebanyak 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan mendapatkan literasi dibidang digital.

Untuk meraih target itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Lampung yaitu, Ir. H. Arinal Djunaidi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi ikut memberikan sambutannya.

GANTANEWS.CO, Waykanan – Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 bertajuk ‘Kesiapan Masyarakat dalam Menghadapi Transformasi Digital’ digelar di Kabupaten Waykanan, Selasa, 31 Agustus 2021.

DR. AHMAD ZAKIYUDDIN, S.IP., M.I.KOM (Ketua Umum PERHUMANI), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Ahmad memaparkan tema “PENTINGNYA MEMILIKI DIGITAL SKILL DI MASA PANDEMI COVID-19”.

Dalam pemaparannya, Ahmad menjelaskan digital skill berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memiliki skill digital, jelasnya, masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan teknologi saat ini yang pada akhirnya dapat beradaptasi dan hingga pada suatu kondisi tertentu dapat menghasilkan nilai ekonomi darinya. Digital skills yang harus dikuasi di masa pandemi, antara lain kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kolaborasi dan kepemimpinan, inisiatif dan berjiwa enterpreneur, mampu berkomunikasi efektif baik secara oral maupun tulisan, serta mampu mengakses dan menganalisis informasi.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh CHIKA AUDHIKA, S.I.A (Co-Founder dan CMO of Bicara Project). Chika mengangkat tema “DUNIA MAYA DAN REKAM JEJAK DIGITAL”.

Chika membahas dunia maya dan dunia nyata merupakan dua dunia yang berbeda namun keduanya dapat dijalani bersama. Rekam jejak digital merupakan sesuatu yang seseorang lakukan di media sosial. Produk digital saat ini meliputi, youtube, twitter, instagram, tiktok, facebook, dan lain-lain.

Rekam digital yang baik, lanjut dia, dapat diterapkan melalui 3M yaitu, memutus tali hoax, mengunggah konten dan komentar positif, serta menjaga penyebaran data diri. Terdapat beberapa manfaat rekam jejak digital yang baik antara lain, menciptakan branding, memperluas koneksi, dan membuka peluang bisnis.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh A. CANDRA KURNIAWAN, S.H (Ketua Karang Taruna Kabupaten Way Kanan). Candra memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEBUDAYAAN”.

Candra membahas pentingnya literasi digital dalam wawasan kebangsaan meliputi nilai dasar wawasan kebangsaan dengan menerapkan cinta tanah air dan bangsa, masyrakat adil dan makmur, tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu, serta demokrasi atau kedaulatan rakyat.

Aktualisasi wawasan kebangsaan, lanjut dia, mencakup aspek moral dan aspek intelektual. Aspek moral, adanya komitmen untuk menjaga eksistensi dan peningkatan kualitas bangsa. Aspek intelektual, adanya pengetahuan yang memadai untuk menghadapi berbagai tantangan dan potensi yang dimiliki bangsa.

Sedangkan pemahaman wawasan bangsa pada hakikatnya dilandasi oleh Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa untuk dijadikan pedoman bertingkah laku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara hingga terbentuk karakter bangsa. Teknologi informasi dan wawasan kebangsaan menjadi sahabat kental, karena terjadi pertaruhan moral dan intelektual.

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh ANDI OKTOVIANDI, SKM., MM (Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Way kanan).

Andi mengangkat tema “DAMPAK PORNOGRAFI DALAM PERKEMBANGAN OTAK ANAK”. Andi menjabarkan dampak pornografi pada anak, meliputi kerusakan otak, kecanduan, keinginan mencoba dan meniru, merusak mental, dan melakukan tindakan seksual.

Menurut dia [eran orang tua untuk mencegah anak mengakses pornografi, antara lain batasi penggunaan internet, damping anak saat mengakses internet, membuat aturan yang tegas, serta bila anak sudah kecanduan games atau ponografi, segera hentikan dan bantu anak untuk bisa mengurangi adiksi.

Webinar diakhiri, oleh ANA LIVIAN sebagai Mom Influencer yang memberikan sharing session sesuai pembahasan dari paranarasumber.

Ana menceritakan menjadi influencer di masa pandemi harus memiliki kemampuan untuk terus berkembang dan berkarya melalui dunia digital, seperti berkolaborasi serta mampu komunikasi efektif secara oral maupun tulisan.

Ana membahas sangat menjaga jejak digitalnya karena jejak digital tidak dapat dihilangkan, terlebih Ana sekarang sudah menjadi seorang ibu. Dimana saat anaknya sudah besar dan menggunakan media sosial, ia bisa melihat jejak digital ibunya.(RED)

Follow me in social media: