Komdigi Sediakan Internet Gratis di 5.400 Madrasah dan Sekolah untuk Dukung Pembelajaran Digital

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meluncurkan program penyediaan akses internet gratis di 5.400 madrasah dan sekolah di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2024. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pembelajaran, memperluas akses informasi, serta meningkatkan literasi digital di kalangan pelajar, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur komunikasi tradisional.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam keterangannya mengatakan bahwa akses internet ini harus dimanfaatkan dengan bijak, terutama untuk tujuan positif dalam mendukung proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi digital generasi muda.

“Internet ini harus dimanfaatkan untuk hal-hal positif, khususnya dalam mendukung pembelajaran dan pengembangan kompetensi digital generasi muda,” ujarnya dalam siaran pers pada Senin (6/1).

Program ini dijalankan melalui kerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), yang menggunakan teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal) untuk menghubungkan ribuan sekolah dan madrasah. VSAT adalah sistem komunikasi satelit yang menggunakan antena parabola kecil untuk mengirim dan menerima data dari satelit, sangat cocok untuk menyediakan konektivitas internet di daerah yang minim infrastruktur seperti kabel atau fiber optik.

Teknologi VSAT ini didukung oleh Satelit Satria-1, yang mulai beroperasi tahun lalu dan diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi kesenjangan akses internet di Indonesia.

Meutya Hafid, dalam kunjungannya ke MTS Ibnu Sina di Desa Kidal, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/1), menekankan pentingnya konektivitas internet untuk daerah-daerah yang sebelumnya belum memiliki akses yang memadai. “Kami hadir karena daerah ini belum terkoneksi dengan baik,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan MTS Ibnu Sina, Ahmad Romli, memastikan bahwa pemanfaatan akses internet ini akan diarahkan untuk tujuan yang positif. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan agar internet tidak disalahgunakan untuk mengakses konten negatif.

“Kami memprioritaskan pengawasan agar akses ini tidak disalahgunakan untuk mengakses konten negatif seperti judi online, pornografi, atau pinjaman online ilegal,” ujarnya.

Kehadiran internet ini turut dirasakan oleh guru dan siswa di MTS Ibnu Sina. Salah satu guru, Nuzulul Fitria, menceritakan betapa sulitnya kondisi sebelum adanya VSAT. “Dulu kami harus meletakkan ponsel di jendela selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan sinyal. Sekarang, proses belajar mengajar jauh lebih mudah dengan adanya koneksi internet yang stabil,” ungkapnya.

Dengan adanya program ini, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat semakin maju, mengurangi kesenjangan digital, dan memberikan peluang yang lebih luas bagi generasi muda untuk mengakses berbagai sumber informasi yang dapat mendukung pembelajaran mereka. (red)

error: Content is protected !!