Gantanews.co – Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dipantau melalui sistem SiPongi, 51 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Lampung selama 24 jam terakhir. Data ini diperoleh melalui pencitraan satelit NASA-MODIS, SNPP, dan NOAA20 pada Selasa, 3 September 2024, pukul 18.00 WIB. Mayoritas titik panas berada di Kabupaten Way Kanan dengan total 20 titik, termasuk 12 titik yang terpantau oleh satelit NOAA20.
Saat ini, sebagian besar wilayah di Indonesia, termasuk Lampung, tengah mengalami musim kemarau yang memperburuk potensi kebakaran hutan dan lahan. Kepercayaan hotspot dibagi menjadi beberapa kategori, dan dalam pemantauan kali ini, dua titik di Lampung Utara dan satu di Tulang Bawang Barat menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi. Titik panas lainnya, termasuk di Lampung Selatan, Mesuji, Lampung Tengah, dan Pesisir Barat, berada pada kategori skala sedang.
Musim kemarau yang sedang melanda meningkatkan risiko kebakaran, terutama di wilayah yang mencatat titik panas. Meskipun tidak semua titik panas mencerminkan kejadian kebakaran hutan dan lahan, keberadaan beberapa titik yang berdekatan di satu wilayah kerap kali menjadi indikasi awal terjadinya kebakaran. Penginderaan jauh ini terus menjadi alat yang efektif dalam pemantauan skala besar untuk mencegah penyebaran kebakaran dan dampaknya terhadap ekosistem serta kualitas udara di wilayah Lampung.
KLHK terus memantau situasi ini dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat kondisi cuaca yang kering dan risiko kebakaran yang lebih tinggi. Laporan cepat dari masyarakat jika menemukan tanda-tanda kebakaran sangat diperlukan untuk mencegah bencana yang lebih besar. (red)