Keren! Lampung Nol Kasus Campak, Reihana: Harus Dijaga dengan Imunisasi Dini

waktu baca 7 menit
Angka nol kasus campak di Lampung tersebut tentu sangat menggembirakan, namun Reihana mengingatkan bahwa status bebas campak di Provinsi Lampung sewaktu-waktu bisa berubah menjadi daerah KLB (Kasus Luar Biasa) bila ditemukan satu kasus saja.

GANTANEWS, Bandar Lampung – Kasus campak di Indonesia sepanjang tahun 2022 dilaporkan meningkat 32 kali dibanding tahun sebelumnya. Kabar baiknya, Lampung aman. Namun Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Reihana mengatakan pihaknya akan terus melakukan upaya pencegahan penularan melalui imunisasi secara dini kepada masyarakat.

Angka nol kasus campak di Lampung tersebut tentu sangat menggembirakan, namun Reihana mengingatkan bahwa status bebas campak di Provinsi Lampung sewaktu-waktu bisa berubah menjadi daerah KLB (Kasus Luar Biasa) bila ditemukan satu kasus saja.

“Jadi kuncinya, kita harus jaga jangan sampai ada kasus melalui imunisasi rutin,” ujar dia.

Berdasarkan data Kemenkes, sebagian besar kasus campak pada 2022 sebagian besar akibat tidak pernah diimunisasi, atau belum melakukan imunisasi lengkap.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini sudah ada 53 KLB Campak di 34 kabupaten/kota. KLB itu tersebar dari Pulau Sumatera hingga Provinsi Papua. Nadia menyatakan, wilayah bisa dinyatakan dan ditetapkan sebagai KLB bila memiliki minimal 5 kasus campak. “Saat ini sudah ada 53 KLB campak di 34 kabupaten/kota di 12 provinsi, yang sudah menetapkan level kabupaten/kota atau provinsinya,” kata Nadia.

12 Provinsi yang telah menetapkan campak sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), yaitu Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Imunisasi Measles Rubella (MR)

Masyarakat perlu mengetahui bahwa untuk mencegah penularan campak satu-satunya cara adalah dengan pemberian vaksinasi/imunisasi sejak dini.

Menurut Kadiskes Provinsi Lampung, Reihana, dengan pemberian imunisasi Measles Rubella (MR) secara dini dapat mengendalikan penularan penyakit campak (measles) dan Rubella (Congenital Rubella Syndrome) pada anak.

Pemberian imunisasi sejak dini di Lampung terus dilakukan, terakhir melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional beberapa hari lalu.

Diketahui, Provinsi Lampung pada 2022 telah melakukan imunisasi Measless Rubella (MR) melalui BIAN secara serentak di 15 kabupaten dan kota, dengan sasaran imunisasi sebanyak 1.598.957 anak berusia sembilan bulan hingga 12 tahun.

Waspadai Gejala dan Penularannya

Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak dapat melalui droplet, yaitu air ludah saat batuk, bersin, atau berbicara dan cairan hidung.

Umumnya, gejala yang dikeluhkan penderita campak adalah demam tinggi, batuk, pilek, dan radang mata. Kemudian, dua hingga empat hari setelah gejala awal akan muncul bintik-bintik kemerahan pada seluruh tubuh.

Sebagian besar penderita campak akan sembuh tanpa pengobatan khusus. Namun, jika tidak segera ditangani maka dapat terjadi komplikasi, seperti diare, radang paru, radang otak, hingga gangguan kekebalan tubuh.

Bila terjadi komplikasi tersebut, maka pasien campak perlu memperoleh perawatan khusus di fasilitas pelayanan kesehatan. Sebab, bila terlambat ditangani dapat memunculkan risiko kematian yang tinggi.

Campak sering menyerang anak-anak dan tergolong penyakit yang sangat menular (infeksius).

Virus penyebab campak ini menginfeksi saluran pernapasan lalu menyebar ke seluruh tubuh. Indonesia menjadi salah satu dari negara-negara dengan kasus campak terbanyak di dunia.

Kabar baiknya, penyakit yang dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, termasuk ke dalam golongan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Beberapa orang menganggap campak hanya sebagai ruam kecil dan demam yang hilang dalam beberapa hari.

Namun, campak dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun bahkan dapat memicu kematian.

Orangtua sebaiknya memahami gejala, penyebab, dan penularan campak.

Gejala campak pada anak

Infeksi campak bisa berlangsung selama beberapa minggu, mulai 7-14 hari saat seseorang terpapar virus. Namun, masa Inkubasi terjadi pada 7-18 hari.

Gejala awal campak muncul ketika 1-3 hari pertama sakit. Sementara masa penularan penyakit campak terjadi saat 4 hari sebelum ruam hingga 4 hari setelah timbulnya ruam.

Adapun gejala campak antara lain: Demam dengan suhu lebih dari 38 derajat C. Umumnya, demam berlangsung 3 hari atau lebih.

Disertai salah satu atau lebih gejala, meliputi batuk, pilek, mata merah, maupun mata berair.
Muncul bercak kemerahan (rash) yang dapat dimulai dari belakang telinga.

Makulopapular atau ruam kulit yang tampak sebagai area kulit yang tampak sedikit menonjol dengan warna yang berbeda dari kulit normal. Biasanya ruam ini muncul selama 3 hari atau lebih yang pada kisaran 4-7 hari menjalar keseluruh tubuh.

Koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.

Penyebab dan faktor risiko campak

Penyebab penyakit campak yang menyerang manusia adalah Morbillivirus yang merupakan virus RNA. Tak hanya menyerang anak-anak, virus ini juga dapat menyerang orang dewasa terutama yang belum pernah mendapatkan vaksin maupun belum pernah terkena campak saat masih kecil.

Virus penyebab campak ditemukan di hidung maupun tenggorokan anak atau orang dewasa yang terinfeksi. Saat seseorang terinfeksi virus tersebut, maka dapat menyebabkan batuk dan bersin.

Lalu droplet dapat menular menyebar ke udara, di mana orang lain dapat menghirupnya. Droplet infeksi dapat menggantung di udara selama sekitar satu jam.

Faktor risiko yang menyebabkan campak

  1. Belum divaksinasi
    Jika belum mendapatkan vaksin campak, kemungkinan terkena campak jauh lebih besar. Bahkan sekitar 90% orang yang belum pernah menderita campak atau telah divaksinasi campak akan terinfeksi bila terkena virus campak.
  2. Perjalanan internasional
    Faktor risiko berikutnya yaitu melakukan perjalanan internasional. Jika Anda bepergian ke negara-negara di mana campak lebih sering terjadi, maka risiko terkena campak pun menjadi lebih tinggi.
  3. Kekurangan vitamin A
    Seseorang yang tidak memiliki cukup vitamin A dalam makanan, kemungkinan besar akan mengalami gejala dan komplikasi campak yang lebih parah. Untuk itulah, penting bagi orang tua untuk memperhatikan asupan vitamin A untuk anaknya.

Cara penularan campak

Campak adalah penyakit yang sangat mudah menular ke orang lain di dunia. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) jika 1 orang terinfeksi, maka 9 dari 10 orang di sekitarnya juga akan terinfeksi jika mereka tidak divaksinasi.

Wabah campak dapat mengakibatkan epidemi karena menimbulkan banyak kematian, terutama di kalangan anak-anak muda yang kekurangan gizi.

Adapun penularan campak dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu:

Menyebar melalui udara ketika orang tersebut terinfeksi batuk atau bersin.

Seorang anak bisa terkena campak hanya dengan berada di ruangan yang sama dengan penderita campak, hingga dua jam setelah orang tersebut pergi.

Orang yang terinfeksi dapat menularkan campak kepada orang lain bahkan sebelum mengetahui bahwa dia mengidap penyakit tersebut. Virus tetap aktif dan menular di udara atau di permukaan yang terinfeksi hingga 2 jam.
Penderita campak dapat menyebarkan penyakit dari 4 hari sebelum ruam muncul sampai sekitar 4 hari setelahnya. Namun, penularan paling sering terjadi saat orang dengan campak menunjukan gejala demam, pilek, dan batuk.

Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, maka orang yang terinfeksi juga dapat menimbulkan komplikasi yang paling serius dari campak meliputi infeksi telinga, infeksi paru-paru (pneumonia), peradangan otak (ensefalitis), hingga kebutaan.

Pengobatan campak

Cara mengobati penyakit campak tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan anak secara menyeluruh, hingga seberapa parah kondisinya. Tujuan pengobatan untuk membantu meringankan gejala.

Menurut WHO, tidak ada pengobatan khusus untuk virus campak. Namun, komplikasi parah dari campak dapat dikurangi melalui perawatan suportif, meliputi:

Perbanyak istirahat. Usahakan menghindari kontak dengan lingkungan sekitar untuk mencegah penularannya.
Pastikan asupan makanan bergizi seimbang, seperti buah dan sayuran yang banyak mengandung vitamin sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Minum banyak air putih untuk memastikan tidak kekurangan cairan. WHO menganjurkan pasien campak meminum larutan rehidrasi oral yang bertujuan menggantikan cairan dan elemen penting lainnya yang hilang melalui diare atau muntah.
Konsumsi obat pereda nyeri.

Semua anak yang didiagnosis campak disarankan untuk menerima dua dosis suplemen vitamin A, yang diberikan dalam interval 24 jam. Tujuannya untuk mengembalikan kadar vitamin A yang rendah selama campak yang terjadi bahkan pada anak-anak yang bergizi baik. Suplemen vitamin A juga telah terbukti mengurangi jumlah kematian akibat campak.

Cara mencegah campak


Seperti yang sudah dijelaskan, campak adalah salah satu penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak fisik dan udara. Cara terbaik untuk melindungi anak-anak dari campak adalah dengan memastikan memberikan imunisasi campak.

Vaksin MMR digunakan untuk melindungi tubuh dari 3 jenis penyakit, yaitu campak (measles), gondongan (mumps), rubela (rubella)

Lalu, vaksin MMRV dapat melindungi dari MMR dan juga penyakit cacar air. Vaksin MMRV juga tersedia untuk anak-anak berusia 12 bulan sampai 12 tahun.

Anak membutuhkan dua dosis vaksin MMR untuk perlindungan, dengan ketentuan sebagai berikut:

Dosis pertama pada usia 12 hingga 15 bulan
Dosis kedua pada usia 4 hingga 6 tahun
Vaksin campak juga dapat membantu melindungi orang yang tidak divaksinasi agar tidak sakit setelah terpapar campak jika mereka mendapatkannya dalam waktu 3 hari.

Sementara untuk keluarga bepergian ke luar negeri, rekomendasi vaksinnya sedikit berbeda, yaitu:

Jika bayi berusia 6 hingga 11 bulan akan bepergian, maka harus menerima 1 dosis vaksin MMR sebelum pergi.
Jika anak berusia 12 bulan atau lebih, maka akan membutuhkan 2 dosis vaksin MMR (dipisahkan setidaknya 28 hari) sebelum keberangkatan.

Ajari si Kecil untuk menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah berada di tempat umum, menyeka hidung, batuk, atau bersin.(ganta)