Kemendikbud Izinkan Buku Gerakan Literasi Nasional Diperbanyak

waktu baca 2 menit
Kalaupun ada pihak sekolah atau pihak lain yang ingin memperbanyak, dipersilakan untuk memberitahukan kepada Kemendikbudristek dengan berkirim surat.

GANTANEWS.CO – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengizinkan masyarakat memperbanyak buku gerakan literasi nasional (GLN) dengan catatan tidak untuk dikomersialkan karena tujuannya untuk membantu meningkatkan minat baca siswa.

“Silakan jika nantinya ada pihak-pihak yang berkeinginan mencetak buku GLN tersebut menjadi lebih banyak untuk dibagikan kepada siswa. Ingat ya, tidak boleh diperjualbelikan,” kata Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek M. Abdul Khak di sela-sela pendistribusian buku GLN di halaman PT Pura Kudus, Selasa (12/07).

Ia mengungkapkan buku GLN yang terdiri dari berbagai macam judul itu, ada yang diperuntukkan untuk siswa sekolah dasar (SD) dan siswa tingkat TK/PAUD. Sedangkan hak ciptanya milik Kementerian Pendidikan.

Sementara sumbernya, kata dia, ada yang berasal dari hasil sayembara penulisan buku, terjemahan dari salah satu penerbit. Akan tetapi pihaknya juga sudah bertemu langsung dengan pimpinan penerbitnya dan boleh dicetak maupun diperbanyak, asal bukan untuk komersial.

Kalaupun ada pihak sekolah atau pihak lain yang ingin memperbanyak, dipersilakan untuk memberitahukan kepada Kemendikbudristek dengan berkirim surat.

“Nantinya akan kami beri file aslinya, bukan lagi dalam bentuk PDF yang saat ini tersedia di http://budi.kemendikbud.go.id. Dengan perjanjian tidak akan diperjualbelikan. Dalam rangka memudahkan daerah yang belum mendapatkan distribusi buku GLN tersebut, memang disediakan file PDF agar pihak sekolah atau siswa bisa mengunduhnya di website tersebut,” ujarnya.

Diharapkan adanya dukungan semua pihak untuk meningkatkan minat baca siswa, terutama dari tingkat TK/PAUD dan SD karena berdasarkan hasil indeks pembangunan kebudayaan (IPK) tahun 2018, pada bagian dimensi budaya literasi ternyata penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas yang membaca selain kitab suci, baik cetak maupun elektronik hanya 45,72 persen dari target 70 persen.

Hal itu, menunjukkan bahwa minat baca anak-anak Indonesia masih rendah. Sedangkan penyebab rendahnya minat baca berdasarkan indeks aktivitas literasi membaca (Alibaca) Kemendikbud tahun 2019 diketahui, karena kurangnya akses untuk membaca.

Di antaranya, karena minimnya ketersediaan buku bacaan yang berkualitas dan fasilitas perpustakaan, terutama di daerah-daerah terpencil.(ant)

Follow me in social media: