Kekeringan Ekstrem Melanda 38 Daerah di Indonesia, BMKG Imbau Penggunaan Air Bijak
Gantanews.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa sejumlah provinsi di Indonesia kini mengalami kekeringan ekstrem akibat tidak adanya hujan selama lebih dari dua bulan. Berdasarkan laporan terbaru BMKG pada Rabu (18/9/2024), sebanyak 38 daerah di tujuh provinsi terdampak kekeringan parah ini, mengakibatkan minimnya sumber air di wilayah-wilayah tersebut.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi daerah dengan durasi kekeringan terpanjang, di mana Kota Kupang telah mengalami 144 hari tanpa hujan. Daerah lain di NTT yang terdampak termasuk Sumba Timur (141 hari), Sabu Raijua (128 hari), dan Kupang (116 hari). Di samping itu, sejumlah wilayah seperti Timor Tengah Selatan, Sikka, Rote Ndao, hingga Ende juga mengalami kekeringan dengan durasi yang bervariasi antara 69 hingga 97 hari.
Selain NTT, Provinsi Jawa Timur juga menghadapi situasi yang sama. Jember dan Kota Probolinggo telah mengalami 139 hari tanpa hujan, diikuti oleh daerah lainnya seperti Pasuruan, Situbondo, Banyuwangi, hingga Mojokerto dan Malang yang sudah lebih dari 100 hari tidak diguyur hujan. BMKG mencatat bahwa beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Banten juga mengalami kekeringan panjang.
Zona Musim Kemarau Dominasikan Indonesia
BMKG menjelaskan bahwa saat ini 64 persen zona musim di Indonesia telah memasuki musim kemarau, sementara 36 persen sisanya masih berada dalam musim hujan. Beberapa wilayah yang sedang berada dalam musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, serta sebagian besar Jambi, Bengkulu, Sumsel, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Kalteng, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Bali, NTB, NTT, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Malut, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan air, mengingat keterbatasan pasokan di daerah-daerah yang terdampak kekeringan. BMKG juga mengimbau kepada warga yang berada di daerah dengan curah hujan tinggi agar memastikan sistem drainase dan penampungan air berfungsi optimal guna mengurangi risiko banjir dan memaksimalkan pemanfaatan air.