Gantanews.co – Sebuah kawanan gajah liar yang terdiri dari 18 ekor kembali mengamuk di Pemangku Talang Sindang, Pekon Roworejo, Kecamatan Suoh, Lampung Barat. Pada dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, Jumat (15/11), kawanan gajah tersebut masuk ke pemukiman warga dan merusak sedikitnya 20 rumah, dengan lima di antaranya mengalami kerusakan parah.
Konflik antara manusia dan satwa liar ini sudah sering terjadi di daerah tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, kawanan gajah tersebut sudah berada di sekitar permukiman dan terus bergerak dari Pekon Sidorejo menuju Pekon Roworejo, hingga akhirnya sampai di Pemangku Talang Sindang, yang terletak hanya sekitar 1 km dari perbatasan dengan Kabupaten Tanggamus.
Sugeng Hari Kinaryo Adi, Pembina Satgas Gajah Suoh dan Bandar Negeri Suoh, mengungkapkan bahwa gajah-gajah tersebut mendekati pemukiman pada malam hari.
“Saat itu masyarakat sedang memblokade wilayah tersebut dan sebagian warga terlelap tidur,” kata Sugeng.
Meski sudah ada peringatan untuk waspada, khususnya karena GPS yang biasa digunakan untuk memantau pergerakan gajah sedang tidak aktif, kawanan gajah liar tersebut tetap berhasil memasuki wilayah permukiman.
Gajah yang tengah kelaparan merusak rumah-rumah warga, menghancurkan atap dan dinding, bahkan menginjak-injak peralatan rumah tangga.
“Masyarakat panik dan sebagian harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Gajah-gajah itu melintas menuju jalan provinsi, menunjukkan tubuhnya yang besar,” tambah Sugeng.
Akibat serangan tersebut, 20 rumah rusak, dengan lima di antaranya mengalami kerusakan yang cukup parah. Selain itu, satu unit mobil pribadi juga dilaporkan rusak parah akibat aksi gajah liar ini. Meskipun tidak ada korban jiwa, kejadian ini jelas memberikan dampak besar bagi warga setempat.
Sejak kejadian tersebut, Tim Satgas Gajah Suoh dan masyarakat setempat langsung melakukan penghadangan dan penggiringan kawanan gajah untuk kembali masuk ke dalam hutan. Sugeng mengungkapkan bahwa upaya tersebut dilakukan dengan hati-hati, mengingat GPS yang biasa digunakan untuk melacak posisi gajah tidak aktif karena terhalang oleh lumpur.
“Pagi ini, kami akan melanjutkan upaya penghalauan agar gajah kembali ke habitatnya di hutan,” ujar Sugeng.
Selain itu, ia meminta pihak pekon untuk segera melaporkan kejadian tersebut ke BPBD dan Dinas Sosial agar warga yang terdampak bisa mendapatkan bantuan.
Pemerintah setempat kini sedang fokus untuk memberikan bantuan kepada warga yang rumahnya rusak. Dengan adanya laporan yang masuk ke Dinas Sosial dan BPBD, diharapkan proses pemulihan bisa segera dilakukan. Namun, masalah konflik manusia dan satwa liar di Lampung Barat, khususnya di Suoh, masih memerlukan perhatian lebih dari pihak berwenang. (red)