Joe Biden Mundur dari Pencalonan Presiden AS 2024, Apa Dampaknya?

waktu baca 3 menit
Joe Biden (foto: AP Foto)

Gantanews.co – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, secara mengejutkan mengumumkan mundur dari pencalonan sebagai presiden dalam Pemilihan Presiden AS 2024. Pengumuman tersebut disampaikan Biden melalui akun resmi media sosialnya, membuat gelombang besar dalam dunia politik AS.

“Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani Anda sebagai seorang presiden,” tulis Biden dalam surat yang diunggahnya di akun X miliknya, Senin (22/7/2024). Biden menyatakan bahwa awalnya ia berniat untuk melanjutkan kepemimpinannya selama empat tahun lagi, namun ia merasa keputusan mundur adalah yang terbaik bagi partainya dan negara.

Biden menjelaskan bahwa meskipun ia berniat untuk mencalonkan diri kembali, ia yakin bahwa fokusnya sebaiknya tetap pada menjalankan tugasnya sebagai presiden selama sisa masa jabatannya. “Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin ini demi kepentingan terbaik partai saya dan negara jika saya mundur dan fokus hanya pada memenuhi tugas saya sebagai presiden selama sisa masa jabatan saya,” tulis Biden.

Keputusan Biden ini menciptakan momen bersejarah dalam politik AS, mengingat ini adalah pertama kalinya dalam beberapa dekade seorang presiden yang menjabat memilih untuk tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Keputusan ini mengingatkan banyak pihak pada tindakan Presiden Lyndon B. Johnson pada 1968 yang menarik diri dari pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di tengah meningkatnya ketidakpuasan atas cara dia menangani Perang Vietnam.

Dampak Terhadap Pemilihan Presiden AS 2024

Bagi Partai Demokrat, pengunduran diri Biden menciptakan ketidakpastian dalam siklus pemilu yang sudah penuh gejolak. Dengan hanya 100 hari tersisa menuju Hari Pemilu, Partai Demokrat kini menghadapi tugas mendesak untuk memilih calon baru yang mampu menggalang dukungan partai dan menghadapi Donald Trump, yang memimpin sebagian besar jajak pendapat.

Meski Biden mendukung Kamala Harris sebagai penggantinya, tidak ada jaminan bahwa Wakil Presiden AS tersebut akan menjadi calon pengganti Biden. Delegasi Partai Demokrat akan bersidang di konvensi nasional partai tersebut mulai 19 Agustus di Chicago untuk memilih calon presiden baru. Proses pemilihan kandidat baru diharapkan dimulai dengan absensi virtual pada awal Agustus, dengan sekitar 4.700 delegasi berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan ini.

Potensi Konvensi Terbuka

Tanpa adanya calon yang jelas, konvensi Partai Demokrat yang terbuka dan penuh persaingan bisa menjadi ajang pertarungan sengit. Setiap kandidat memerlukan tanda tangan dari setidaknya 300 delegasi untuk memasukkan nama mereka dalam daftar pemilih. Jika tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas pada putaran awal pemungutan suara, konvensi dapat dilimpahkan ke beberapa putaran pemungutan suara.

Skenario ini terakhir kali terjadi pada 1968, di mana konvensi yang berkepanjangan memerlukan 103 putaran pemungutan suara. Konvensi terbuka seperti ini kemungkinan besar akan membuat para kandidat berebut untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan dari delegasi yang tersebar di seluruh negeri.

Keputusan Joe Biden untuk mundur dari pencalonan presiden AS 2024 menandai perubahan besar dalam dinamika politik AS. Partai Demokrat kini dihadapkan pada tantangan besar untuk memilih calon yang kuat dan mampu mengalahkan Donald Trump. Proses pemilihan yang rumit dan penuh persaingan ini akan sangat menentukan arah politik AS ke depan, menjadikan konvensi Partai Demokrat bulan depan sebagai momen krusial yang patut dicermati. (red)

Follow me in social media:
adv