Inilah Tantangan dan Harapan yang Harus Dihadapi Pendekar Pendidikan Kabupaten Mesuji

waktu baca 2 menit
Disebut spesial karena kali pertama Penjabat Bupati Mesuji Sulpakar merayakan Hari Kemerdekaan di Mesuji sejak dirinya menjadi orang nomor satu di kabupaten itu.

GANTANEWS.CO, Mesuji – Bupati Mesuji, Sulpakar tentu saja harus menghadapi persoalan-persoalan klasik yang juga dihadapi kabupaten/kota lain. Tapi, sebagai Pendekar Pendidikan (karena ia juga Kadisdikbud Provinsi Lampung), maka kemajuan pendidikan di Mesuji wajib meningkat dan menjadi legasi dirinya selepas masa tugasnya di kabupaten itu selesai.

Dan, Sulpakar sudah memulainya. Persoalan disiplin dan kebersihan yang rendah di sekolah masuk dalam radar perhatiannya. Ia sudah memerintahkan seluruh sekolah di Mesuji melaksanakan dua hal itu dengan sungguh-sungguh.

Pendekar Pendidikan Sulpakar juga harus menghadapi persoalan lain yang lebih berat. Ia juga diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan dan membangun sarana pendidikan, minimal setara dengan kabupaten/kota lainnya.

Sekali lagi, ini berat. Tapi Sulpakar sudah memulainya.

Pendekar Pendidikan terus mensinergikan dan menyatukan seluruh potensi daerah untuk mewujudkan pembangunan bidang pendidikan di kabupaten itu.

Pendekar pendidikan itu mengajak semua elemen, masyarakat, aparatur dan semua jajaran untuk bersama-sama melakukan perubahan besar demi masa depan Mesuji yang lebih baik.

Ajakan itu kini menjadi tema besar dalam setiap pidatonya.

Selain itu, masih ada masalah lain yang mesti diurus segera. Yakni, soal masih sangat rendahnya minat baca siswa. Bahkan, juga guru.

Sekretaris Disdikbud, Agung Subandara mengungkapkan fakta itu pada acara In House Training Program Implementasi Kurikulum Merdeka (IHT IKM) di SMPN 19 Mesuji, Desa Labuhan Batin, Kecamatan Way Serdang, Rabu(29/06).

Agung mengakui itu dan menyebutkan sebagai kelemahan yang harus diperkuat.

Mantan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Mesuji mengatakan fakta itu diperoleh berdasarkan asesmen tahun 2021 lalu.

“Kelemahan kita diantaranya ialah minat baca siswa yang rendah dan juga kesejahteraan psikologis siswa yang rendah. Ini harus kita perkuat,” katanya.

Solusinya, Agung meminta sekolah mendesain perpustakaan menjadi ruang rekreasi yang menarik dan nyaman. (mintarso)

Follow me in social media: