Harga Jual Karet di Mesuji Rendah, Pemkab Akan “Bela” Petani

waktu baca 3 menit
Saat Dilantik Bupati Mesuji, Saply TH (Kanan) di Rumah Dinas Bupatii, Kamis (04/06/2020). (Foto: Prokompim Mesuji)

GANTANEWS.CO, Mesuji – Petani karet di Mesuji harap bersabar. Keluhan rendahnya harga karet tiga bulan terakhir ini, akan “dibela” Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

Meski harga karet adalah pasar dunia, dan persoalannya komplek. Tuntutan masyarakat tetap diperjuangkan. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Mesuji, Syamsudin kepada Kantor Berita gantanews.co, Minggu (07/06/2020).

Mantan Kepala Dinas Pendidikan itu mengatakan segera membahas dan menggelar rapat dengan jajarannya. Dia akan berkoordinasi dengan dinas yang membidangi dan mengirimkan surat ke pihak terkait.

“Kita tangkap keluhan masyarakat, rencana besok (Senin, 8 Juni 2020) akan kita bahas, kita rapatkan dengan dinas yang membidangi, lalu kita kirim surat ke pihak terkait termasuk menteri,” katanya.

Sementara, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Mesuji, Dahuri Santoni menjelaskan rendahnya harga karet merupakan persoalan yang kompleks. Perusahaan, petani, kualitas dan pasar dunia jadi faktor penentu.

“Harga dari pasaran dunia, ada organisasi yang menaungi. Di Mesuji ada Perusahaan tunggal yang menerima yaitu Div. Crumb Rubber (Bahan Baku Karet) anak perusahaan PT. Silva Inhutani Lampung, dan kualitas karet terendah jadi penentu harga, ini yang jadi soal,” katanya.

Dahuri mengaku Pemkab pernah berkomunikasi untuk meningkatkan harga jual karet.

“Kami sudah berusaha dan perusahaan siap terima harga Rp.10.000, catatannya tidak ada kontaminan (bahan campuran/kotoran) atau kualitas bagus, dan petani langsung jual ke pabrik, tanpa pengepul,” jelasnya.

Pihaknya juga mengatakan akan terus berusaha dan berkoordinasi dengan pimpinan untuk memperjuangkan keluhan masyarakat.

“Kita akan lakukan pembinaan ke petani, kembali koordinasi ke perusahaan, dan akan ikuti arahan Pimpinan,” tutupnya.

Diketahui, keluhan harga karet rendah di Mesuji jadi perbincangan warga. Tiga bulan terakhir ini harga jualnya “Anjlok” mencapai Rp.3500 – 4000 per kg.

“Komonditi karet dan sawit penghasilan utama di Mesuji ini, kalau harganya rendah, rendah perekonomian di Mesuji ini,” ucap sutikno, satu warga yang tergabung di WhatApp Group Forum Peduli Mesuji, Sabtu (06/06).

Sementara Sunyoto, petani karet di Kecamatan Tanjung Raya Mesuji yang juga Ketua Forum Peduli Wong Cilik Mesuji mengeluh hal yang sama.   

“Dari sebelum lebaran harga karet turun, sudah 3 bulan, untuk harga normal biasanya Rp.6000 – 6.500,” keluhnya.

Sunyoto mengaku satu Hektar hanya mendapatkan maksimal Rp.700 ribu perbulan dan tidak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

“kalaupun itu tidak terkena musim hujan, buat kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi,” jelasnya.

Dia juga mengeluhkan harga singkong yang ikut turun drastis.

“Saat ini hanya Rp.900 per kg, ini membuat cemas para petani umumnya, biasanya Rp. 1300 – 1500,” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan, Kritik, saran dan perbincangan seolah dilayangkan ke Pemkab. Dari meminta Tim penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) untuk turun, tudingan adanya permainan Lapak/Pengepul, hingga desakan dibentuknya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menangani.

Sampai berita ini diturunkan, PT. Silva Inhutani Lampung belum terkonfirmasi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *