Google Uji Coba AI untuk Deteksi Usia Pengguna di YouTube dan Layanan Digital
Gantanews.co – Google mulai menguji teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi usia pengguna di berbagai layanannya, termasuk YouTube. Langkah ini bertujuan memastikan anak-anak dan remaja mendapatkan pengalaman online yang lebih aman dengan pembatasan konten yang sesuai.
AI untuk Verifikasi Usia
Dalam pengumuman resminya, Google menjelaskan bahwa teknologi AI ini akan memperkirakan apakah seorang pengguna berusia di atas atau di bawah 18 tahun. Jika AI mendeteksi pengguna di bawah batas usia tersebut, maka pembatasan konten dan fitur tertentu akan diterapkan secara otomatis.
“Tahun ini, kami mulai menguji model pembelajaran mesin untuk memperkirakan usia pengguna di Amerika Serikat,” ujar Jenn Fitzpatrick, SVP Tim Teknologi Inti Google, seperti dikutip dari blog resmi Google pada Kamis (14/2).
Pembayaran Digital Aman untuk Anak-Anak
Selain verifikasi usia, Google juga memperkenalkan fitur pembayaran yang lebih aman bagi anak-anak. Mulai musim semi ini, orang tua bisa menambahkan kartu pembayaran ke Google Wallet anak mereka. Hal ini memungkinkan anak-anak melakukan transaksi di toko dengan persetujuan orang tua.
Selain itu, anak-anak dapat menyimpan kartu hadiah (gift card) dan tiket acara dalam dompet digital mereka. Orang tua tetap memiliki kendali penuh dengan fitur persetujuan kartu baru, penghapusan kartu, serta akses ke riwayat transaksi terbaru.
Respons terhadap Tekanan Regulator
Keputusan Google untuk menerapkan AI dalam verifikasi usia ini tidak terlepas dari tekanan regulator yang meminta peningkatan keamanan anak-anak di internet. Google juga berencana memperluas implementasi teknologi ini ke lebih banyak negara di masa mendatang.
Langkah serupa sebelumnya telah dilakukan Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, yang pada September lalu meluncurkan fitur AI untuk mendeteksi kemungkinan pemalsuan usia pengguna. Seiring perkembangan teknologi, perusahaan teknologi besar semakin mengandalkan AI dalam mengembangkan produk dan layanan mereka.
Namun, di tengah inovasi ini, Google juga menghadapi tantangan internal. Dilansir CNBC (12/2), Google sedang mengalami restrukturisasi besar, termasuk pemutusan hubungan kerja di beberapa unit, termasuk tim inti perusahaan. (red)