Google Siap Investasi di Indonesia, Kominfo Kaji Nasib X (Twitter) Tak Punya Kantor di Indonesia
Gantanews.co – Google, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, telah menanamkan investasi sebesar US$ 2 miliar (sekitar Rp 32,4 triliun) di Malaysia pada Mei 2024. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia mengungkapkan bahwa Google kini tengah menjajaki potensi investasi serupa di Indonesia. Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi, menyatakan ketertarikan Google untuk membangun pusat data di Tanah Air. Diskusi serius sedang berlangsung antara pemerintah Indonesia dan perusahaan teknologi tersebut.
“Kami berharap nantinya seluruh data yang digunakan oleh masyarakat Indonesia akan disimpan di pusat data dalam negeri. Ini sedang dalam tahap pembahasan yang serius,” ujar Budi Arie dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada Rabu (9/10). Pemerintah pun sedang mempertimbangkan berbagai cara untuk mempermudah masuknya investasi asing, terutama di sektor teknologi.
Sebelumnya, pada 2020, Google telah meresmikan Google Cloud Platform (GCP) Region Jakarta. Fasilitas ini merupakan pusat data nonpemerintah yang dirancang dengan keamanan berlapis. Pusat data tersebut didukung oleh pemerintah dengan tujuan mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Namun, tahun ini Google mengumumkan serangkaian investasi besar di negara-negara tetangga Indonesia. Pada akhir September, Google menginvestasikan US$ 1 miliar di Thailand untuk mengembangkan infrastruktur digital di Bangkok dan Chonburi guna memenuhi permintaan layanan cloud yang meningkat di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, pada Mei 2024, Google juga mengalokasikan dana sebesar US$ 2 miliar untuk membangun pusat data dan hub cloud pertama di Malaysia.
Investasi ini, menurut Ruth Porat, CFO Google dan Alphabet, merupakan bagian dari kemitraan dengan pemerintah Malaysia guna mendukung kebijakan “Cloud First” negara tersebut. Porat juga menyebutkan bahwa investasi ini adalah yang terbesar selama 13 tahun operasional Google di Malaysia. Pusat data tersebut akan mendukung layanan digital Google seperti Search, Maps, dan Workspace, sementara hub cloud akan memberikan layanan kepada sektor publik dan swasta di Malaysia.
Selain investasi infrastruktur, Google juga memperkenalkan dua program literasi kecerdasan buatan (AI) bagi pelajar dan pendidik di Malaysia. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ekonomi lebih dari US$ 3,2 miliar dan menciptakan sekitar 26.500 lapangan kerja baru pada 2030. Langkah ini dilakukan setelah Microsoft mengumumkan investasi serupa senilai US$ 2,2 miliar di Malaysia untuk membangun infrastruktur cloud dan AI.
Seiring dengan meningkatnya permintaan layanan cloud dan AI di Asia Tenggara, raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft terus berinvestasi dalam miliaran dolar untuk memperkuat posisinya di kawasan ini.
Kominfo Kaji Blokir X (Twitter) karena Tak Punya Kantor di Indonesia
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah mempertimbangkan pemblokiran X (sebelumnya Twitter) karena belum memiliki kantor perwakilan di Indonesia. Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi, mempertanyakan mengapa X belum membuka perwakilan di Indonesia, sementara perusahaan besar seperti Meta dan Google sudah memilikinya.
“Meta dan Google sudah ada perwakilan, masa X atau Twitter tidak ada? Nanti pemerintah dianggap tidak adil,” ungkap Budi Arie dalam konferensi pers yang sama. Meski demikian, Budi belum dapat memastikan kapan pemblokiran akan dilakukan, karena pemerintah masih berupaya untuk menjalin komunikasi dengan pihak X dan mengkaji solusi lainnya agar kebijakan bisnis tetap adil.
Budi menambahkan bahwa beberapa negara, seperti Brasil, sudah memblokir akses X karena tidak mematuhi aturan setempat. Meski demikian, di Indonesia belum ada regulasi yang mewajibkan perusahaan teknologi asing memiliki kantor perwakilan, namun Kominfo membuka kemungkinan untuk menerbitkan peraturan terkait dalam waktu dekat.
“Harapannya, kami bisa merumuskan kebijakan ini tahun ini,” tambah Budi. Berdasarkan data dari We Are Social, Indonesia memiliki sekitar 27,5 juta pengguna X per Oktober 2023, menjadikannya pasar terbesar keempat di dunia untuk platform tersebut.
Dengan investasi dan regulasi yang terus berkembang di Indonesia, sektor teknologi tampaknya akan terus menjadi pusat perhatian, baik bagi pemerintah maupun pelaku industri global. (red)