Gempa Guncang Bandung, Sejumlah Rumah Warga Rusak Berat

waktu baca 2 menit
Situasi pasca gempa di Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (foto: Antara)

Gantanews.co – Sejumlah rumah di Desa Cikembang, Cibeureum, dan Tarumajaya, Kabupaten Bandung, mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut. Gempa tersebut terjadi pada Rabu pagi (18/9/2024), dan menyebabkan kepanikan di kalangan warga.

Abek Subekti, Kepala Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, menyatakan bahwa hampir semua rumah di desanya mengalami kerusakan.

“Menurut informasi dari BMKG, Cibeureum memang menjadi pusat gempa hari ini. Kondisi warga masih dalam kekalutan, banyak bangunan di tiap rukun warga yang ambruk,” ungkap Abek seperti dikutip dari laman Liputan6.com pada Rabu (18/9/2024).

Dalam merespons situasi ini, Abek menetapkan status tanggap darurat penanggulangan bencana. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah mendirikan posko pengungsian sementara di setiap rukun warga, sambil menunggu bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bandung.

“Posko darurat sudah kami dirikan untuk melindungi warga yang khawatir akan gempa susulan,” tambahnya.

Desa Cibeureum sendiri dihuni oleh sekitar 19 ribu orang yang tersebar di 29 rukun warga (RW) dan 187 rukun tetangga (RT). Dengan skala kerusakan yang signifikan, pemerintah desa terus berupaya mendata korban dan kerugian.

Hal serupa disampaikan oleh Tatang, Kepala Desa Cikembang, yang juga berada di Kecamatan Kertasari. Menurutnya, banyak rumah warga mengalami kerusakan, namun pihaknya masih melakukan pendataan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Sementara waktu, kami sudah menyiapkan lokasi pengungsian dan dapur umum untuk warga yang terdampak,” ujar Tatang.

Gempa Tektonik Akibat Sesar Garsela

Berdasarkan laporan BMKG, gempa yang mengguncang Kabupaten Bandung ini merupakan gempa tektonik dengan magnitudo 4,9. Episenter gempa terletak di koordinat 7,23° LS dan 107,65° BT, sekitar 25 km tenggara Kabupaten Bandung, dengan kedalaman 10 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa tersebut termasuk dalam kategori gempa dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas Sesar Garsela. “Hasil analisis mekanisme menunjukkan bahwa gempa ini memiliki pergerakan geser turun (oblique normal),” terang Daryono dalam siaran persnya.

Saat ini, pihak berwenang terus memantau perkembangan di lapangan dan mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.

Dengan adanya posko darurat dan dapur umum yang telah didirikan, warga terdampak diharapkan bisa mendapatkan bantuan logistik serta tempat yang aman sambil menunggu proses pemulihan paskagempa. (red)