Gagal Ginjal Akut di Lampung Catat 2 Kasus 1 Meninggal , Reihana: Kita Doakan Cepat Sembuh

waktu baca 4 menit
Reihana meminta masyarakat segera melaporkan jika ada anak maksimal usia 18 tahun bergejala gagal ginjal AKI cepat- cepat melaporkan dan membawa ke rumah sakit agar cepat mendapatkan tindakan perawatan.

“Untuk anak kita yang masih dirawat ayo kita doakan supaya lekas sembuh. Aamiin Ya Allah,” tulisnya dipesan whatsapp, Minggu (23/10/22).

GANTANEWS.CO, BANDARLAMPUNG – Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Polda Lampung langsung berkolaborasi menangani kasus gagal ginjal akut yang sudah menyerang dua anak balita di provinsi ini. Satu pasien dilaporkan meninggal dunia pada Minggu (23/10/22).

Kolaborasi dua institusi itu patut diapresiasi karena dinilai cepat merespon perkembangan kasus gagal ginjal akut tersebut sebelum dan setelah masuk ke Lampung.

Dinkes Lampung bersama para medis RSUAM langsung melakukan observasi terhadap dua pasien tersebut dan melakukan sejumlah test untuk meneliti riwayat obat yang dikonsumsi pasien.

Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana, mengatakan sejauh ini pihaknya belum dapat mengetahui penyebab pasti penyakit gagal ginjal tersebut.

Namun upaya pre-emtif telah dilakukan sebagai langkah antisipasi agar penyakit tidak merebak luas.

Reihana meminta masyarakat segera melaporkan jika ada anak maksimal usia 18 tahun bergejala gagal ginjal AKI cepat-cepat melaporkan dan membawa ke rumah sakit agar cepat mendapatkan tindakan perawatan.

Ia juga meminta masyarakat tetap tenang dan fokus pada masalah kecukupan gizi dan kesehatan anak.

“Untuk anak kita yang masih dirawat ayo kita doakan supaya lekas sembuh. Aamiin Ya Allah,” tulisnya dipesan whatsapp, Minggu (23/10/22).

Sementara Polda Lampung bergerak cepat menyisir apotek yang kemungkinan masih menjual obat sirup yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut progresif atipikal.

Sejumlah apotek didatangi tim Polda Lampung antara lain Apotek Arum, Apotek Alfa, dan Apotek Intan Jaya.

Dirnarkoba Kombes Aris Supriyono mengatakan pihaknya telah menarik sejumlah obat dan mengembalikan ke distributor, antara lain sirup Parasetamol, Unibebi Courgh, dan obat sirup Termorex.

”Kita akan terus melakukan pemantauan ke apotek seluruh Lampung agar pemilik tidak lagi menjual obat sirup dan segera mengembalikan kepada distributor,” ujar Dirnarkoba.

Dirnarkoba juga memerintahkan seluruh jajaran Kasat narkoba untuk melakukan hal yang sama sampai betul betul obat yang dilarang tidak beredar lagi.

Sebelumnya, Kapolda Lampung Irjen Pol. Akhmad Wiyagus melalui Kabid Humas kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengajak masyarakat Provinsi Lampung untuk mengikuti aturan yang diberikan oleh pemerintah yakni mengenai menghindari penggunaan obat sirop bagi anak.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Jumat (21/10/2022), menyatakan telah terdata 241 jiwa kasus AKI. Dari 241 kasus itu, ada 133 orang yang meninggal dunia tersebar di 22 provinsi.

Budi mengatakan, mayoritas pasien penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya ini berasal dari golongan anak-anak, dengan pasien paling banyak bayi di bawah lima tahun (balita).

Sementara di Lampung, pasien anak gagal ginjal akut progresif atipikal sampai Minggu (23//10) tercatat dua orang, yakni bocah usia 11 bulan dan setahun. Keduanya berasal dari Kota Bandarlampung.

Bayi berusia 11 bulan itu dilaporkan meninggal dunia pada Minggu (23/10/22) meski sempat dirawat di PICU (pediatric intensive care unit) atau Ruang Perawatan Intensif untuk Bayi Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM).

Sedangkan untuk bayi yang berusia 13 bulan, dilaporkan belum bisa kencing, meski secara umum kondisinya stabil.

Bayi 13 bulan tersebut dirawat di HCU (high care unit) Alamanda RSUAM. Bengkak yang dialami bayi tersebut sudah berkurang, tapi kondisi klinisnya mulai membaik.

Pemerintah Klaim Sudah Temukan Obat

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyebab gangguan ginjal akut tersebut adalah karena patogen yang menjadi cemaran obat sirop bernama etilen glikol, dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE).

Kabar baiknya, pemerintah telah menemukan obatnya bernama Fomepizole (injeksi) yang diproduksi di Singapura.

Namun, untuk mencegah meluasnya kasus gagal ginjal akut, BPOM telah mengumumkan larangan peredaran sejumlah obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) melampaui ambang batas aman, yaitu Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex; Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama; Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries; Unibebi Demam Sirup (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries; dan Unibebi Demam Drops (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Pelarangan dilakukan setelah BPOM melakukan uji sampel terhadap 39 bets dari 26 sirop obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang diduga digunakan pasien gagal ginjal akut sebelum dan selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Namun penggunaan obat sirup bukan satu-satunya penyebab gagal ginjal akut. Masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut, seperti infeksi virus, bakteri leptospira, dan “multisystem inflammatory syndrome in children” (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca-COVID-19.

Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah tengah melakukan investigasi terkait jenis bahan baku maupun produk obat yang diduga menyebabkan gagal ginjal akut pada anak yang terjadi di beberapa daerah. Kementerian Kesehatan pun telah menerbitkan surat edaran nomor SR.01.05/III/3461/2022 untuk menyetop sementara penggunaan obat dan vitamin dalam bentuk cair atau sirup. (ganta)

Follow me in social media: