Festival Sekala Bekhak dan Lambaian Kabut Putih di Kebun Raya Liwa

waktu baca 3 menit
KABUT berwarna putih mengumpal di angkasa, persis di atas lokasi Kebun Raya Liwa, setelah kawasan itu diguyur hujan deras, Senin (25/10).

GANTANEWS.CO, Lampung Barat – KABUT berwarna putih mengumpal di angkasa, persis di atas lokasi Kebun Raya Liwa, setelah kawasan itu diguyur hujan deras, Senin (25/10).

Itu adalah pemandangan biasa di sana yang menjadi daya tarik Kabupaten Lampung Barat. Betapa tidak, kabut putih pekat itu seakan-akan melambai-lambai di atas perbukitan seperti memanggil orang-orang untuk menikmati keindahan dan kesejukan alam raya khas Lampung Barat.

Pemandangan yang biasa itu pula yang menjadi suguhan menarik tak terduga pada acara puncak Kharisma Even Nusantara Festival Sekala Bekhak (FSB) ke VII dengan Hybrid Concept (Virtual) yang dihelat pada areal Kebun Raya Liwa (KRL), Pekon Kubuperahu, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Senin (25/10/2021).

Tiba-tiba saja kabut putih tebal itu datang dan tampak jelas menggantung di atas perbukitan, melambai-lambai dengan lembut tepat di depan rumah dinas bupati setempat.

Tak ayal, kabut Senin sore kemarin menjadi pemandangan yang memanjakan sejumlah tamu asal luar daerah.

Diketahui, acara Festival Sekala Bekhak (FSB) ke VII dengan Hybrid Concept (Virtual) dihadiri undangan dari Provinsi Jambi dan sejumlah tamu dari berbagai kota dan kabupaten lainnya.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Lambar, Tri Umaryani, mengatakan peristiwa tersebut merupakan karunia tuhan di kabupaten yang kaya akan potensi alam dan pariwisata.

“Tuhan ingin menunjukan kuasanya, bagaimana alam dan budaya bersatu,” ujar Tri Umarnyani merujuk pada Lambar yang kental akan nuansa adat budaya.

Meski rencananya akan dimeriahkan oleh perwakilan penggiat seni, Tri Umaryani, memohon maaf atas kondisi alam yang terjadi.

“Tentu saja pengisi acara khususnya para seniman sedikit kecewa tidak bisa tampil, insyallah ada hikmah yang terbaik dibalik ini semua,” terang Tri sapaan Tri Umaryani.

Lebih lanjut kata Tri, Tuhan ingin menunjukan kepada tamu dan penonton yang menyaksikan pertunjukan via online maupun offline tersebut tentang keindahan kabut di Lambar.

“Mudah-mudahan ke depan FSB dapat dihelat secara offline dan lebih meriah lagi,” harapnya.

Tri juga menyatakan dirinya bangga atas dibukanya acara FSB secara langsung oleh Menparekraf, Sandiaga Salahudin Uno, via aplikasi zoom meeting.

“Bersyukur di tengah kesibukan bapak menteri di papua, beliau dapat menyapa masyarakat Lambar dan membuka FSB ke tujuh ini,” akunya.

Kemudian kata ibu tiga anak yang kerap menggunakan kacamata tersebut, dirinya berpandangan acara FSB sukses digelar dengan khidmat dan meriah meski hujan sempat menghiasi pelaksanaan.

“Mudah-mudahan tidak mengurangi semangat untuk terus menjaga kelestarian seni dan adat budaya Lambar,” harapnya.

Menparekraf RI, Sandiaga Salahudin Uno, mengakui lokasi puncak FSB adalah iconik dan dikenal kalangan masyarakat khususnya para milenial.

Hal itu diungkapkan mas menteri sapaan karib Menparekraf RI Sandiaga Uno, secara virtual via zoom saat menghadiri dan membuka pagelaran FSB ke tujuh tersebut.

“Kita semua mengharapkan Kebun Raya Liwa milik Lambar yang sangat viral melalui berbagai Platform digital ini dapat menjadi indikator Pariwisata segera bangkit dan pulih akibat Pandemi Covid-19,” ujar Sandiaga Uno.

Sementara itu, Bupati Lambar juga menanggapi pagelaran FSB yang menampakan fenomena selimut kabut itu dengan sajak singkat spontanitasnya “Sedingin Hatimu Sedingin Perasaanmu” ungkapnya saat sambutan jelang penutupan acara.

Parosil mengutarakan kegiatan tahunan Pemkab Lambar melalui Disporapar tersebut telah dikategorikan even tingkat nasional.

“Tentu ini kebanggan tersendiri bagi seluruh warga Lambar, dimana kali ini KRL penuh ekstetika, alam nya menyatu dengan adat budaya Lambar bersatu padu,” tandasnya. (ist)

Follow me in social media: