Fakta Baru: Warga Lampung Makin Malas Menikah Tapi Perceraian Meningkat!

waktu baca 3 menit

Gantanews.co – Dalam beberapa tahun terakhir, kita sering mendengar tentang krisis demografi di beberapa negara maju seperti Jepang, di mana salah satu indikator utamanya adalah penurunan angka pernikahan. Namun, fenomena serupa tampaknya juga mulai terlihat di Indonesia.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh Gantanews.co dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi Statistik Indonesia, ditemukan fakta yang mengejutkan: angka pernikahan di Indonesia dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren penurunan yang signifikan! Tidak hanya itu, angka perceraian malah mengalami peningkatan.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu atau dua provinsi, tetapi hampir merata di seluruh Indonesia, termasuk di Lampung.

Tren Mengkhawatirkan: Pernikahan Menurun Drastis

Data dari publikasi Statistik Indonesia menunjukkan bahwa angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2019, jumlah pernikahan mencapai 1.968.978, namun angka ini terus menurun setiap tahunnya hingga mencapai 1.577.255 pada tahun 2023.

Fakta Mengejutkan di Beberapa Provinsi:

  1. Aceh: Dari 45.648 pernikahan pada 2019, merosot tajam menjadi 33.979 pada 2023.
  2. Jawa Barat: Mengalami penurunan besar dari 409.699 pada 2019 menjadi hanya 317.715 pada 2023.
  3. Sumatera Utara: Angka pernikahan jatuh dari 88.348 pada 2019 menjadi 70.630 pada 2023.

Di Lampung, jumlah pernikahan turun drastis dari 66.816 pada 2019 menjadi 54.257 pada 2023. Fenomena ini menunjukkan bahwa tradisi dan nilai-nilai kekeluargaan yang kuat di daerah ini pun tidak kebal terhadap tren nasional.

Lonjakan Tajam Angka Perceraian

Sementara angka pernikahan menurun, angka perceraian di Indonesia termasuk di Lampung justru mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2019, terdapat 439.002 kasus perceraian, namun angka ini melonjak menjadi 463.654 pada tahun 2023. Peningkatan angka perceraian ini juga terjadi di banyak provinsi di Indonesia.

Provinsi dengan Peningkatan Signifikan dalam Angka Perceraian:

  1. Jawa Barat: Jumlah perceraian naik dari 97.090 pada tahun 2019 menjadi 102.280 pada tahun 2023.
  2. Jawa Timur: Mengalami peningkatan dari 95.007 pada tahun 2019 menjadi 88.213 pada tahun 2023.
  3. Lampung: Angka perceraian meningkat dari 12.670 pada tahun 2019 menjadi 15.784 pada tahun 2023.

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Penurunan angka pernikahan dan peningkatan perceraian ini bukan sekadar angka, tetapi mencerminkan perubahan besar dalam tatanan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia secara umum dan di Lampung pada khususnya. Beberapa faktor diduga menjadi penyebab utama antara lain:

  1. Tekanan Ekonomi: Meningkatnya biaya hidup dan ketidakstabilan ekonomi membuat banyak pasangan menunda pernikahan.
  2. Perubahan Sosial: Perubahan gaya hidup dan prioritas, di mana banyak orang muda lebih memilih mengejar karir dan pendidikan daripada menikah di usia muda.
  3. Dampak Pandemi COVID-19: Pandemi memberikan tekanan tambahan pada hubungan, menyebabkan peningkatan konflik rumah tangga dan perceraian.

Masa Depan Pernikahan di Indonesia

Krisis pernikahan yang sedang dihadapi Indonesia ini menuntut perhatian serius dari berbagai pihak. Pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Program-program pendidikan pranikah, dukungan psikologis, serta kebijakan ekonomi yang mendukung keluarga muda dapat menjadi solusi untuk mengembalikan stabilitas institusi pernikahan di Indonesia.

Kesimpulan

Fenomena penurunan angka pernikahan dan lonjakan angka perceraian di Indonesia adalah cerminan dari perubahan sosial dan ekonomi yang sedang terjadi. Data dari BPS menunjukkan bahwa tren ini berlangsung selama lima tahun terakhir dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini, melalui program-program pendidikan pranikah, dukungan psikologis, serta kebijakan ekonomi yang mendukung keluarga muda.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, bukan tidak mungkin Indonesia akan menghadapi krisis demografi yang lebih parah di masa depan. Data dari BPS dalam publikasi Statistik Indonesia ini adalah peringatan keras bahwa ada sesuatu yang perlu segera diperbaiki dalam tatanan sosial kita. (w/int)