Dukung Program Kebersihan, DLH Tanggamus Bagikan Komposter

waktu baca 2 menit

GANTANEWS.CO, Tanggamus – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tanggamus membagikan bantuan komposter, yakni alat pengolah kompos untuk sejumlah pekon. Bantuan tersebut dalam rangka menyongsong Adipura serta mendukung program kebersihan.

Ditengah gencarnya program tersebut ternyata ada permasalahan yang diabaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanggamus , yakni penanganan sampah pasar.

Untuk diketahui bahwa keberadaan pasar Gisting kerap disebut sebagai pasar memiliki kedisiplinan masyarakat yang mampu diandalkan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sesuai juga bahwa masyarakat Gisting pernah meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) untuk katagori utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2020

Terkait hal sampah , Camat Gisting, mengaku banyaknya tumpukan sampah di sekitar pasar Gisting karena minimnya petugas kebersihan pasar. Tumpukan sampah dilingkungan pasar terlihat menggunung terutama di depan Apotik Bintang, persis dipinggir Jalan Lintas Barat Kotaagung.

“Sampah tersebut terjadi karena kurangnya petugas kebersihan dan biasanya pada hari Sabtu dan Minggu petugas kebersihan libur,”kata Camat Purwanti saat dihubungi via telephone oleh tim media tergabung AJOI DPC Tanggamus.

“Kami hanya ada petugas kebersihan sembilan orang, dan pada hari Sabtu dan Minggu mereka libur. Dengan adanya kejadian ini, akan segera saya hubungi petugasnya untuk mengangkut sampah yang ada,” kata Camat.

Di tempat lain, Kabid Pengelolaan Limbah Dinas Lingkungan Hidup, A.Rahman mengatakan sebaliknya.

”Petugas kebersihan tidak ada liburnya. Selama ini diakui Kecamatan Gisting memang kekurangan personil petugas kebersihan. Sementara saat ini belum atau tidak diperbolehkan untuk mengangkat tenaga TKS untuk semua jenjang,“ katanya.

” Ini sampah setiap jam 5 sore sudah diangkat oleh petugas,“ katanya.

Kondisi ini mendapat komentar dari Ketua LSM GMBI Distrik Kabupaten Tanggamus, Amroni ABD. Menurutnya, sudah menjadi hal yang biasa di wilayah Kabupaten Tanggamus, ketika terjadi protes warga, barulah pihak Pemkab mau bergerak cepat.

“Sudah jadi budaya pihak klasik Pemkab Tanggamus ketika ada protes warga baru akan bergerak cepat.

Dari kejadian besar, bencana alam, bahkan soal sampah, ketiga sudah di protes warga, baru akan bergerak.

“Untuk mengantisipasi dan menanggulangi hal yang berdampak, sangat jauh terpikirkan oleh Pemerintah ,”kata Amroni.

Budaya pencitraan kerap terjadi dimana mana dan budaya saling lempar pernyataan untuk dapat melindungi diri dari teguran atasan.

“Mudah-mudahan hal seperti itu bisa diakhiri. Semoga ibu Bupati kita dapat menanamkan prinsif  bergerak ikhlas ,bekerja ikhlas  dan berbicara ikhlas dalam diri setiap Abdi negara yang ada di Kabupaten Tanggamus,” katanya. (tim AJOI)

Follow me in social media: