Gantanews.co – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan besar pada Kamis (19/12/2024). Di pasar spot, rupiah ditutup di level Rp16.312,50 per dolar AS, terdepresiasi 215 poin atau sekitar 1,34 persen dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Rupiah Tertahan di Kurs Referensi Bank Indonesia
Tak hanya di pasar spot, rupiah juga melemah pada kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pada Kamis (19/12/2024), nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp16.277 per dolar AS, melemah 177 poin dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di angka Rp16.100 per dolar AS pada Rabu (18/12/2024).
Kebijakan The Fed: Pengaruh Pemangkasan Suku Bunga
Salah satu faktor yang mempengaruhi melemahnya rupiah adalah kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Federal Reserve (The Fed). Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa The Fed baru saja memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menjadikannya berada di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen.
Namun, menurut Ibrahim, The Fed memberi sinyal bahwa mereka mungkin akan menghentikan lebih lanjut pemangkasan suku bunga di masa depan. Ini seiring dengan kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi yang relatif stabil.
“Para pejabat The Fed menunjukkan bahwa mereka mungkin akan menahan pemangkasan lebih lanjut, meskipun proyeksi pasar sebelumnya mengharapkan pemangkasan yang lebih agresif,” ujar Ibrahim.
Apa Dampaknya untuk Rupiah di Pekan Ini?
Pada sore perdagangan Kamis, rupiah mengalami penurunan hingga 215 poin dan berada di posisi Rp16.312 per dolar AS. Ibrahim memproyeksikan fluktuasi nilai tukar rupiah akan terus terjadi pada perdagangan Jumat (20/12/2024). Ia memperkirakan bahwa rupiah berpotensi berada di kisaran Rp16.300 hingga Rp16.370 per dolar AS, tergantung pada kondisi pasar dan keputusan lanjutan dari The Fed. (red)