Dilema Berangkat Mudik Pagi atau Malam Hari, Ini Kata Dokter dan Polisi

waktu baca 3 menit

Gantanews.co – Mudik Lebaran, sebuah ritual tahunan yang dinanti-nantikan, seringkali diiringi oleh kerumunan kendaraan dan kemacetan panjang di jalanan. Dalam menghadapi tantangan ini, memilih waktu keberangkatan yang tepat menjadi kunci utama untuk menghindari kemacetan dan memperlancar perjalanan. Namun, diantara pilihan yang ada, apakah lebih bijaksana untuk berangkat pagi atau malam hari?

Berangkat pagi memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menarik bagi sebagian pemudik. Tubuh yang masih segar dan bugar di pagi hari memungkinkan perjalanan yang lebih fokus dan aman. Selain itu, jarak pandang yang lebih jelas di pagi hari dapat meminimalkan risiko kecelakaan, sementara menghindari terik matahari memberikan kenyamanan ekstra bagi pemudik. Namun, ada juga beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, seperti potensi macet yang lebih tinggi, risiko mengantuk karena belum terbiasa bangun pagi, dan persiapan yang membutuhkan waktu ekstra.

Sementara itu, berangkat malam juga memiliki daya tariknya sendiri. Jalanan yang relatif lebih lengang di malam hari mengurangi kemungkinan terjebak dalam kemacetan, dan kemungkinan untuk tidur di perjalanan membantu menghemat waktu dan energi. Terlebih lagi, menghindari terik matahari memberikan kenyamanan tambahan. Namun, ada juga kekurangan yang harus diperhatikan, seperti jarak pandang terbatas karena gelap, kelelahan tubuh karena kurang tidur, dan banyaknya tempat wisata dan rest area yang tutup di malam hari.

Menurut dr. Muhammad Anwar, Sp.PD-KGH, berangkat pagi mungkin lebih ideal bagi orang dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Dia juga mengingatkan risiko jika berangkat pada malam hari. “Risiko tromboemboli vena (TEV) lebih tinggi. Kurang ideal bagi orang dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung,” kata dr. Muhammad Anwar, Sp.PD-KGH yang merupakan seorang dokter spesialis gizi.

dr. Tirta Prawita Sari, Sp.PD, yang merupakan seorang dokter spresialis penyakit dalam juga memperingatkan bahwa risiko tromboemboli vena (TEV) dapat meningkat pada perjalanan malam.

Dikutip dari Kompas.com, Kabaminharwan Kamseltibcarlantas Ditlantas Polda Metro Jaya AKP Ukke Adhan Handriawan menjelaskan, berangkat saat pagi jauh lebih baik jika dipertimbangkan secara logika. Kondisi pagi diklaim baik karena kondisi tubuh dinilai lebih optimal dan sesuai dengan aturan jam biologis. Selain itu, risiko kelelahan akibat jam tidur tidak sesuai juga bisa diminimalisir.

“Yang sering saya anjurkan adalah berangkat selepas Subuh dan mulai perjalanan. Ketika matahari sudah keluar, biasanya sudah bisa menempuh jarak sekitar 70 kilometer sampai 100 kilometer, setelah itu istirahat dulu,” ucapnya.

Namun Ukke mengatakan, berangkat malam juga bisa dijadikan anjuran di situasi-situasi tertentu. Misalnya untuk menghindari kemacetan panjang atau ada rekayasa lalu lintas mendadak saat pagi. “Intinya sebelum berangkat, yang wajib diperhatikan adalah si sopir. Istirahatnya harus cukup, minimal tidur enam jam,” kata dia.

Memilih waktu keberangkatan mudik yang terbaik tergantung pada preferensi pribadi, kondisi kesehatan, kondisi kendaraan, dan situasi lalu lintas. Sementara berangkat pagi memiliki keunggulan jarak pandang yang jelas dan kesegaran tubuh, berangkat malam menawarkan kemungkinan menghindari kemacetan dan hemat waktu. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, pemudik diharapkan dapat melakukan perjalanan dengan lebih aman dan nyaman. (int)

Follow me in social media: