Deflasi di Lampung: Penurunan Harga yang Memberikan Napas Segar bagi Konsumen
Gantanews.co – Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,11 persen pada bulan Juni 2024. Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, penurunan harga secara umum ini memberikan sinyal positif bagi konsumen di tengah tantangan ekonomi yang terus berkembang.
BPS mencatat, selama bulan Juni, beberapa komoditas mencatat penurunan harga yang signifikan, memberikan andil besar terhadap deflasi. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain:
- Bawang Merah: Penurunan harga sebesar 0,39 persen.
- Tomat: Turun sebesar 0,04 persen.
- Daging Ayam Ras: Menyumbang penurunan sebesar 0,03 persen.
- Ikan Nila: Juga turun sebesar 0,03 persen.
- Bawang Putih: Penurunan sebesar 0,02 persen.
Di sisi lain, beberapa komoditas tetap menunjukkan kenaikan harga, meskipun tidak cukup untuk menahan laju deflasi. Komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain:
- Cabai Merah
- Kopi Bubuk
- Sigaret Kretek Mesin (SKM)
- Jeruk
- Cabai Rawit
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat andil deflasi terbesar sebesar 0,15 persen pada bulan Juni. Penurunan harga pada kelompok ini mencerminkan adanya ketersediaan pasokan yang cukup dan permintaan yang stabil di pasar.
Sementara itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen, yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas konsumsi di sektor ini.
Implikasi Deflasi
Penurunan harga yang tercermin dalam deflasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi daya beli masyarakat. Dengan harga yang lebih rendah, konsumen dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan biaya yang lebih terjangkau. Namun, di sisi lain, deflasi juga dapat mengindikasikan adanya penurunan permintaan yang perlu diwaspadai oleh para pelaku usaha dan pembuat kebijakan.
Deflasi sebesar 0,11 persen di Provinsi Lampung pada Juni 2024 mencerminkan dinamika ekonomi yang kompleks, dengan berbagai komoditas yang mengalami fluktuasi harga. Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih efisien, sementara pemangku kepentingan terus memantau dan menyesuaikan kebijakan agar stabilitas ekonomi tetap terjaga. (int)