Darlian Pone: Mental Sadar Wisata Harus Dibangun

waktu baca 2 menit
Darlian Pone, Anggota DPRD Provinsi Lampung

GANTANEWS.CO, WAYKANAN — Waykanan terkenal dengan kabupaten 1001 curug atau air terjun. Sampai sekarang, pengelolaannya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah termasuk juga legislator.

Sekretaris Fraksi Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung Darlian Pone wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) V, Waykanan dan Lampung Utara, memiliki perhatian lebih terhadap perkembangan pariwisata di daerah setempat.

Kepedulian itu ditunjukkan ketika menggelar sosialisasi peraturan daerah (perda), di Kampung Gunungsari, Kecamatan Rebangtangkas, Waykanan pada 14 Maret 2021.

Selain menyuguhkan materi penanggulangan covid-19, dalam sosialisasi perda (sosper) nomor 3 tahun 2020 tentang adaptasi kebiasaan baru itu, Pone juga mengungkapkan keinginannya agar Waykanan bisa mengembangkan potensi alamnya, khususnya di bidang pariwisata curug.

Pone menyebut, persoalan utama dalam pengembangan wisata curug di Waykanan adalah pembangunan kebudayaan sadar wisata.

“Saya perhatikan, yang pertama harus dibangun adalah budaya menerima pariwisata. Jadi mental sadar wisata masyarakat setempat itu harus kita bangun dulu,” kata Pone dilansir dari harianmomentum.com, Rabu (17-3-2021).

Sebab jika tidak, wisatawan akan sungkan untuk datang ke curug-curug di Waykanan. Meskipun telah dikelola dengan baik.

“Saya pernah dapat laporan, dan saya datangi sendiri. Ternyata benar, parkirnya itu semraut. Harganya tinggi, bahkan bisa dua kali diminta bayar parkir. Itukan tidak bagus,” tuturnya.

Maka dalam banyak agenda pertemuan, Pone selalu mengajak warga setempat untuk bisa merubah pola pikirnya.

“Kalau yang bisa saya lakukan saat ini, yang pertama paling tidak berupaya membentuk mental masyarakat tentang pentingnya wisatawan masuk ke daerah kita,” ucapnya.

Jika telah terbangun kelompok-kelompok sadar wisata, menurut Pone itu akan lebih baik.

“Jadi kita bisa memberi wawasan tentang konsep sadar wisata itu. Bahwa masyarakat itu harus bisa menerima jika ingin menjadikan Waykanan tujuan wisata,” jelasnya.

Masih ada masalah lain yang menyumbat berkembangnya pariwisata curug di Waykanan. Yaitu persoalan infrastruktur, contohnya jalan.

“Yang sudah terkenal itu diantaranya curug gangsa, curug putri malu, curug kereta, dan masih banyak lagi curug kecil lainnya. Kendalanya jalan menuju sana lewat lokasi pribadi, tanah masyarakat. Akses jalannya masih meilintasi tanah masyarakat,” jelasnya.

Karena masih milik masyarakat secara perorangan, maka pemerintah kabupaten maupun provinsi tidak bisa melakukan pembangunan jalan menuju curug-curug itu. “Sekarang pun wisatawan bisa melintasi jalan tersebut untuk ke curug-curug itu. Tapi kedepan mau dibangun jalannya oleh pemerintah kan tidak bisa, karena harus dihibahkan dulu ke kabupaten. Itu yang lagi dikomunikasikan sampai saat ini,” terangnya. (Net)

Follow me in social media: