Gantanews.co – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengumumkan rencana revisi catatan sejarah Indonesia yang akan segera dilakukan. Pernyataan ini disampaikan usai Musyawarah Nasional Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada Sabtu (tanggal).
“Sejarah Indonesia akan diperbarui berdasarkan kajian terbaru para ahli. Kami akan menyusun versi terkini dalam rangka menyambut 80 tahun Indonesia Merdeka,” ujar Fadli.
Salah satu fokus utama revisi adalah zaman prasejarah. Penelitian terbaru mengungkap bahwa peradaban di wilayah Nusantara ternyata jauh lebih tua dari yang selama ini diperkirakan. Sebagai contoh, usia lukisan gua di Leang-Leang, Maros, Sulawesi Selatan, yang semula diperkirakan berusia 5.000 tahun, kini diketahui mencapai 40.000–52.000 tahun.
Energi Positif Melalui Sejarah yang Diperbarui
Ketua Umum MSI, Prof. Dr. Agus Mulyana, menegaskan bahwa revisi ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri bangsa melalui pembaruan data dan temuan sejarah.
“Kadang kita kurang percaya diri terhadap sejarah sendiri. Padahal, hasil penelitian menunjukkan bahwa prasejarah kita bahkan lebih tua dibandingkan Mesir atau Eropa. Ini yang perlu terus diperbarui,” jelas Agus.
Selain masa prasejarah, periode kolonial juga akan mendapat perhatian khusus. Agus menjelaskan bahwa tidak semua wilayah di Indonesia mengalami penjajahan selama 350 tahun seperti yang sering disebut. Sebagai contoh, Aceh baru berhasil ditaklukkan Belanda pada 1930-an.
“Hal ini menunjukkan bahwa kita bukan bangsa yang kalah. Interpretasi sejarah seperti ini perlu diluruskan agar lebih proporsional,” tambahnya.
Penyempurnaan Periodisasi Sejarah
Pembaruan ini juga mencakup penyempurnaan periodisasi sejarah yang saat ini terdiri dari 10 jilid hingga masa Reformasi. Agus berharap, penulisan sejarah dapat terus dilanjutkan hingga periode terkini, termasuk era kepemimpinan Prabowo.
“Kami di MSI siap berkontribusi. Penulisan sejarah ini adalah momentum penting untuk menggambarkan perjalanan bangsa dengan lebih akurat,” tuturnya.
Upaya ini diharapkan mampu memperkaya pemahaman masyarakat terhadap sejarah Indonesia sekaligus mengukuhkan jati diri bangsa di kancah internasional. (red)