Buwas Pusing Beras Bulog Cepat Rusak karena Gudang Tak Memadai, Minta Kembalikan Rastra Aja Pak!

waktu baca 3 menit
Problem beras Bulog cepat rusak adalah kisak klasik yang terus berulang. Hal itu kembali dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi IV DPR yang menghadirkan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dan pejabat Eselon I Kementan, Senin (27/06/22).

GANTANEWS.CO, Jakarta – Problem beras Bulog cepat rusak adalah kisak klasik yang terus berulang. Hal itu kembali dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi IV DPR yang menghadirkan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dan pejabat Eselon I Kementan, Senin (27/06/22).

Dirut Perum Bulog Buwas mengakui kondisi beras di gudangnya memang cenderung cepat alami penurunan mutu. Kata dia, hal itu karena kondisi gudang milik Bulog yang tidak memadai untuk bisa menyimpan beras dalam waktu yang lama.

Pada RDP itu Buwas tidak menyinggung sebab-sebab lain, seperti masih rendahnya kadar air gabah/beras, meski sebenarnya pemerintah sudah memberi syarat mutu pembelian yang ketat.

Kepada anggota Komisi IV menjelaskan bahwa gudang yang digunakan Bulog untuk menyimpan beras bukan gudang spesial untuk menyimpan beras.

“Harusnya sesuai ketentuan. Kalau masih menyimpan dengan model seperti sekarang ini, tentu cenderung cepat rusak,” kata Buwas.

Di sisi lain, Buwas menambahkan, Bulog tak lagi memiliki pipa penyaluran di hilir. Dimana, sejak tahun 2018, Bulog ditugasi menjaga stok atau cadangan beras pemerintah (CBPD) sekitar 1-1,5 juta ton.

Pipa penyaluran di hilir ini memberikan kesempatan kepada Bulog untuk menyalurkan beras untuk keluarga pra sejahtera yang sempat dinikmati Bulog sebelum tahun 2018 lalu.

Di mana pada tahun-tahun ’emas’ sebelum 2018 itu, Bulog selalu mampu menyerap beras/gabah yang relatif lebih besar dibanding tahun-tahun setelah 2018.

Puncak kejayaan penyerapan/pengadaan beras/gabah pernah terjadi pada 2016 lalu. Pada tahun itu, Perum Bulog di Lampung, misalnya, mampu menyerap 150 ribu ton beras. Setelah itu, mulai menurun dan makin melemah sejak 2018 lalu.

Akibat gudang penyimpanan yang kurang memadai itu diakui telah memicu ancaman kerusakan beras dan kemampuan keuangan Bulog karena harus menanggung beban bunga bank untuk pengadaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

“Kalau dulu mungkin tidak ada masalah karena beras diserap bisa segera langsung disalurkan karena ada program rastra, setahun itu bisa disalurkan 2,6 juta ton. Yang hari ini sama sekali nggak ada. Ini jadi kerawanan tersendiri kalau Bulog simpan beras terlalu banyak. Karena ini beras pemerintah sementara nggak ada jaminan penyaluran di hilir,” kata Buwas.

Karena itu, dia menambahkan, telah mengusulkan kepada Menteri Keuangan terkait mekanisme pembiayaan pengadaan CBP.

“Agar tidak terulang uang sudah-sudah. Bahwa beras disimpan Bulog ini, rusak, turun mutu, akan berpengaruh juga ke konsumen,” kata Buwas.

“Ancaman kerusakan atau turun mutu itu sangat mungkin. Kalau beras disimpan lebih dari 1 tahun, potensinya turun sangat besar. Ini jadi cost besar kalau kita harus merawat beras ini,” ujarnya.

Buwas memaparkan, per 24 Juni 2022, Bulog memiliki 1,097 juta ton total stok beras. Dimana, 1,092 juta ton diantaranya stok CBP dan 4.909 ton lainnya berupa stok komersial.(iwaganta)

Follow me in social media: