BNPB: Gempa Bandung Bukan Karena Sesar Garsela, Tapi Sesar Baru yang Belum Dipetakan

waktu baca 2 menit
Gempa bumi 4.9 SR mengguncang Kabupaten Bandung pada Rabu pagi (18/9/2024) menyebabkan ratusan rumah rusak (foto: Antara)

Gantanews.co – Pada Rabu pagi (18/9/2024), Kabupaten Bandung diguncang oleh gempa bumi. Gempa bumi yang berkekuatan 4,9 SR tersebut menyebabkan kerusakan signifikan di Kecamatan Kertasari. Ribuan rumah rusak, dan sebagian warga terpaksa mengungsi ke tenda-tenda darurat.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, gempa ini tidak disebabkan oleh sesar Garsela seperti yang sempat diperkirakan. Sebaliknya, gempa tersebut disebabkan oleh sesar baru yang belum terpetakan sebelumnya.

“Gempa-gempa sebelumnya di Jawa Barat, seperti di Cianjur dan Sumedang, juga disebabkan oleh sesar baru. Kali ini, kami menghadapi sesar yang belum dipetakan,” ungkap Suharyanto pada Kamis (19/9/2024).

Dampak gempa ini cukup parah, dengan sejumlah warga mengalami luka-luka akibat runtuhnya bangunan.

“Kami sedang mendata kerusakan pada ratusan rumah, dari yang rusak berat hingga ringan. Beberapa infrastruktur seperti sekolah, masjid, dan puskesmas juga mengalami kerusakan,” tambah Suharyanto.

Bupati Bandung telah menetapkan status tanggap darurat sebagai respons terhadap bencana ini. Pemerintah pusat, melalui BNPB dan DPR RI, segera memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.

“Dalam status tanggap darurat ini, kami memastikan kebutuhan dasar masyarakat seperti tenda, selimut, dan makanan terpenuhi,” jelas Suharyanto.

BNPB telah menyalurkan berbagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga. Meskipun situasi sulit, Suharyanto melaporkan bahwa moral masyarakat tetap tinggi.

“Mereka menerima kenyataan dengan kesabaran, dan kebutuhan dasar mereka relatif cukup terpenuhi,” ucapnya.

BNPB berencana memulai proses rehabilitasi tanpa menunggu hingga masa tanggap darurat berakhir.

“Kami akan segera memulai pembersihan puing-puing dan perbaikan rumah-rumah yang rusak, baik yang rusak berat maupun ringan,” tegas Suharyanto.

TNI dan Polri juga telah membentuk satuan tugas khusus untuk mempercepat proses pembersihan.

“Kami telah meminta bantuan TNI dan Polri untuk membentuk kesatuan tugas dalam pembersihan puing-puing. Ini adalah langkah yang sudah terbukti efektif pada bencana sebelumnya,” pungkas Suharyanto. (red)