BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Menjelang Musim Kemarau. Bagaimana Lampung?

waktu baca 3 menit
Citra Satelit Himawari, 29 Juni 2024

Gantanews.co – Cuaca ekstrem berpotensi melanda sejumlah wilayah Indonesia saat musim kemarau mulai menyapa. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Prospek Cuaca Seminggu Kedepan untuk periode 28 Mei – 3 Juni, berbagai daerah di Indonesia, termasuk Lampung, harus waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.

Daerah yang Berpotensi Terdampak

Menurut BMKG, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih mengancam sejumlah wilayah meski musim kemarau sudah dimulai. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Peringatan BMKG untuk Masyarakat

BMKG mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es. Dampak dari cuaca ekstrem ini meliputi banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Berikut adalah rincian wilayah yang mendapatkan peringatan dini cuaca ekstrem selama seminggu ke depan:

29 Mei:

  • Aceh
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Utara
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku
  • Maluku Utara
  • Papua Barat Daya
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
  • Papua Pegunungan
  • Papua
  • Papua Selatan

30-31 Mei:

  • Aceh
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Sumatera Selatan
  • Kep. Bangka Belitung
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Bali
  • NTB
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku
  • Maluku Utara
  • Papua Barat Daya
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
  • Papua Pegunungan
  • Papua
  • Papua Selatan

1-3 Juni:

  • Sumatera Barat
  • Kepulauan Riau
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Kep. Bangka Belitung
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • DKI Jakarta
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • NTB
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat Daya
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
  • Papua Pegunungan
  • Papua
  • Papua Selatan

 

Lampung masuk dalam daftar daerah yang mendapatkan peringatan dini cuaca ekstrem pada 29 Mei, 30-31 Mei, serta 1-3 Juni. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun musim kemarau mulai tiba, Lampung masih harus bersiap menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.

BMKG menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan cuaca ekstrem di Indonesia, antara lain:

  1. Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO): Fenomena ini berkontribusi pada pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
  2. Aktivitas Gelombang Atmosfer Rossby Ekuatorial: Gelombang ini aktif di beberapa wilayah termasuk Kalimantan Timur, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
  3. Gelombang Atmosfer Kelvin: Gelombang ini mempengaruhi wilayah Aceh, Sumatera, Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
  4. Peningkatan Kecepatan Angin: Terpantau di Laut Andaman, Laut Arafura, dan Australia bagian utara yang meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut.
  5. Daerah Konvergensi: Pemusatan angin memanjang di beberapa wilayah yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

 

Prediksi Kemarau

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebutkan bahwa beberapa wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan Khatulistiwa, sudah mengalami kondisi kering berdasarkan Hari Tanpa Hujan (HTH) yang menunjukkan wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara telah mengalami HTH selama 21-30 hari atau lebih.

Sebanyak 19 persen dari zona musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau, dengan prediksi bahwa sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan segera menyusul dalam tiga dasarian ke depan. Kondisi kekeringan diperkirakan akan mendominasi wilayah Indonesia hingga akhir September.

Meski musim kemarau mulai tiba, masyarakat Lampung harus tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi. Informasi dari BMKG penting untuk diikuti agar dapat mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan yang ditimbulkan oleh cuaca yang tidak menentu ini.

Follow me in social media: