Gantanews.co – Suhu panas ekstrem hingga mencapai 36 derajat Celsius dirasakan warga Lampung beberapa hari terakhir. BMKG menjelaskan, fenomena ini dipicu oleh dampak siklon tropis yang saat ini terjadi di Filipina.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung, melalui Kepala Stasiun Klimatologi, Indra Purna, menyatakan bahwa siklon tropis yang terjadi di Filipina telah menarik uap air dan massa udara, sehingga mempengaruhi pembentukan awan di wilayah Sumatera bagian selatan, termasuk Lampung.
“Fenomena ini menarik massa udara ke atas, mengakibatkan awan di wilayah kita berkurang, sehingga suhu panas lebih intens dari biasanya,” jelasnya sepeti dikutip dari Tribun Lampung pada Kamis (31/10).
Indra menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir berlarut-larut, karena fenomena panas ini diperkirakan akan mereda saat musim hujan mulai datang di awal November.
“Dengan datangnya hujan, kita harapkan suhu panas ini akan berkurang secara bertahap,” ungkapnya.
Fenomena Hujan Es di Lampung Barat dan Penjelasan BMKG
Sementara itu, Lampung Barat dilanda fenomena hujan es yang membuat geger warga setelah video hujan es beredar luas di media sosial. Hujan es tersebut dilaporkan terjadi di Pekon Hujung, Kecamatan Belalau, pada Selasa sore, 29 Oktober 2024.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Lampung, Indra Purna, menjelaskan bahwa hujan es ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di wilayah dataran tinggi. “Kondisi panas yang intens di siang hari menciptakan awan konvektif seperti awan cumulonimbus yang menyimpan butiran es di dalamnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Indra menyebut bahwa fenomena ini tidak membahayakan karena ukuran butiran es masih tergolong kecil. “Dari video yang beredar, kita bisa melihat bahwa butiran es masih kecil, jadi tidak sampai menimbulkan bahaya yang signifikan. Namun, tetap ada kemungkinan hujan es terjadi lagi selama musim peralihan atau pancaroba ini,” terangnya. Ia juga mengimbau warga dataran rendah agar waspada terhadap potensi angin kencang yang biasa menyertai peralihan cuaca. (red)