Bitcoin Tembus US$ 100.000, Faktor Trump Jadi Pemicu Utama

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Reli Bitcoin masih terus berlangsung. Pantauan Gantanews.co pada Selasa (7/1), dua minggu jelang pelantikan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat, Bitcoin berhasil menembus level psikologis US$ 100.000 (setara Rp 1,6 miliar) untuk pertama kalinya ditahun 2025. Berdasarkan data dari CoinGecko, harga aset kripto terbesar di dunia ini bahkan sempat mencapai US$ 101.192 (Rp 1,64 miliar) sebelum mengalami koreksi kecil pada Senin (6/1). Meski begitu, berdasarkan catatan Gantanews.co, harga tersebut masih berada dibawah rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu US$ 108.135 (Rp 1,75 miliar) yang terjadi pada 17 Desember 2024.

Lonjakan harga ini didorong oleh sejumlah faktor signifikan, termasuk optimisme pasar terkait kebijakan baru Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Setelah selama tiga minggu terakhir Bitcoin diperdagangkan dibawah level psikologis US$ 100.000, investor mulai kembali ke pasar dengan antusiasme baru.

Pengaruh Rencana Cadangan Strategis Bitcoin
Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah rencana Presiden Donald Trump untuk membentuk cadangan strategis Bitcoin setelah pelantikannya pada 20 Januari mendatang. Kebijakan ini mencakup pemanfaatan 210.000 Bitcoin senilai US$ 21 miliar (Rp 340 triliun) yang dimiliki pemerintah AS, sebagian besar berasal dari penyitaan kasus kriminal.

Rencana ini juga sejalan dengan Rancangan Undang-Undang Bitcoin 2024 yang diusulkan oleh Senator Cynthia Lummis. Dalam RUU tersebut, Departemen Keuangan AS dan Federal Reserve diharapkan dapat mengakuisisi 1 juta Bitcoin dalam lima tahun ke depan, yang setara dengan 5% dari total suplai global.

“Jika rencana ini terealisasi, prospek Bitcoin di paruh pertama tahun ini diperkirakan akan semakin cerah,” ungkap sejumlah ahli yang dikutip oleh Decrypt.

Tantangan dan Optimisme Pasar
Meski sempat terdampak penurunan pasar kripto dan ekuitas setelah pengumuman Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga yang lebih ketat, optimisme para pelaku pasar tetap tinggi. Dalam catatan yang dirilis oleh 10x Research pada Minggu (5/1), Bitcoin disebut sedang berada dalam fase perdagangan taktis, yang memberikan peluang strategis bagi investor.

“Alih-alih mengalami reli terus-menerus, Bitcoin kini bergerak dalam pola perdagangan strategis, membuka kesempatan untuk posisi jangka panjang yang lebih kuat,” jelas perusahaan riset tersebut.

Para pengamat pasar kini menantikan apakah Donald Trump dapat merealisasikan kebijakan cadangan strategis Bitcoin setelah kembali ke Gedung Putih. Terlepas dari itu, langkah ini telah memberikan sentimen positif yang signifikan terhadap pasar aset kripto, terutama Bitcoin. (red)