Bitcoin Tembus Rekor US$81.000, Trump Jadi Pemicu Kenaikan Harga

waktu baca 3 menit

Gantanews.co – Bitcoin mencetak rekor baru dengan menembus level US$81.000 (sekitar Rp1,27 miliar), dipicu oleh optimisme investor pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum Amerika Serikat (AS). Kemenangan kandidat yang pro-kripto ini membuat pelaku pasar yakin harga Bitcoin akan terus melonjak.

Di bursa berjangka Deribit, yang menjadi salah satu pasar opsi kripto terbesar, volume taruhan harga Bitcoin yang diprediksi melebihi US$90.000 (sekitar Rp1,4 miliar) mencapai nilai fantastis, yakni US$2,8 miliar (Rp43,88 triliun).

“Bias pasar opsi sangat mengarah pada momentum yang berkelanjutan, dengan opsi beli (call option) diperdagangkan dengan harga premium dibanding opsi jual (put option),” ungkap Vetle Lunde, Kepala Penelitian di K33 Research, seperti dikutip dari laman CNBC pada Senin (11/9).

Lunde menjelaskan bahwa opsi beli adalah kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli aset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ini menjadi tanda bahwa banyak investor bertaruh harga Bitcoin akan naik. Sebaliknya, opsi jual dipilih oleh mereka yang memprediksi penurunan harga.

Pasar derivatif CME, yang menyediakan kontrak berjangka Bitcoin, tetap menjadi pilihan favorit institusi AS dalam bertaruh pada pergerakan harga kripto. Lunde menambahkan bahwa premi CME untuk Ether dan Bitcoin, yang masing-masing berada di kisaran 14,5% dan 14%, naik signifikan dari angka 7% menjelang pemilu.

“Lonjakan ini menunjukkan arus bullish yang kuat,” tambah Lunde.

Menurutnya, imbal hasil Bitcoin tetap stabil di level dua digit setelah hasil pemilu dipastikan. Selain itu, ada pertumbuhan leverage di pasar derivatif, yang menandakan aktivitas tinggi dari investor institusional yang berspekulasi harga akan terus meningkat.

Kenaikan ini juga didukung oleh pertumbuhan minat terbuka pada perpetual swap, yaitu kontrak yang memungkinkan spekulasi harga tanpa batas waktu tertentu. Meski begitu, likuiditas pasar kripto di akhir pekan sering kali lebih rendah dibanding hari kerja. Akibatnya, pergerakan harga cenderung berlebihan dan bisa kembali normal setelah pasar berjangka seperti CME dan ETF kembali dibuka.

Trump dan Janji untuk Komunitas Kripto

Donald Trump, yang kini terpilih sebagai Presiden AS, berkomitmen untuk menjadikan AS sebagai “ibu kota kripto dunia.” Dalam kampanyenya, ia mengusulkan peluncuran cadangan kripto nasional senilai US$16 miliar (Rp250,7 triliun) yang diperoleh pemerintah dari penyitaan aset, serta pemangkasan suku bunga demi mendukung pertumbuhan pasar kripto.

Pelonggaran kebijakan moneter, seperti yang dipandu oleh Federal Reserve, dapat mendorong kenaikan harga aset digital. Kamis (7/11) lalu, The Fed kembali memangkas suku bunga, mendorong sentimen positif di pasar kripto. Ether bahkan mencatatkan kenaikan lebih besar dibanding Bitcoin, naik 30% dalam sepekan terakhir, sementara Solana mencapai kapitalisasi pasar US$100 miliar (Rp1.567 triliun) pada Minggu (10/11).

Kapitalisasi pasar ETF Bitcoin spot juga mencatatkan angka mengesankan, melampaui US$80 miliar (Rp1.254 triliun). Selama tiga hari perdagangan terakhir, aliran dana ke ETF Bitcoin spot bertambah hingga US$2,3 miliar (Rp36,04 triliun), menandakan optimisme investor yang berlanjut hingga akhir pekan. (red)

Follow me in social media:
adv adv