Asisten III Pemkot Bandar Lampung Resmikan Riyadussolihin Mart

waktu baca 2 menit

Gantanews.co — Sebagai langkah nyata dalam memperkuat kemandirian ekonomi pesantren dan mendukung pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Tahfizul Qur’an Riyadussholihin resmi membuka minimarket bernama RS Mart pada Jumat, 13 Juni 2025.

Peresmian RS Mart yang berlokasi di Jalan Yasir Hadibroto, Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung ini turut dihadiri oleh Asisten III Pemerintah Kota Bandar Lampung Ahmad Husna, S.STP., M.H., mewakili Wali Kota Hj. Eva Dwiana. Hadir pula sejumlah pejabat daerah seperti Kepala Dinas Perizinan, Kominfo, dan Perkim, serta tokoh masyarakat dan warga sekitar.

Seluruh Keuntungan untuk Santri

Minimarket ini hadir bukan sekadar sebagai tempat berbelanja kebutuhan pokok, tetapi juga sebagai pusat distribusi yang hasil keuntungannya sepenuhnya didedikasikan untuk operasional pondok. RS Mart membedakan dirinya dengan minimarket lain karena seluruh pendapatan disalurkan untuk mendukung pendidikan, konsumsi, dan kebutuhan sandang sekitar 300 santri yang mondok secara gratis.

“Minimarket ini bukan hanya untuk melayani kebutuhan masyarakat sekitar, tapi juga menjadi bentuk nyata bahwa pesantren bisa mandiri secara ekonomi tanpa bergantung pada bantuan,” ujar KH. Ismail Zulkarnain, pendiri sekaligus Ketua Yayasan Pondok Pesantren Yatim-Piatu dan Penghafal Qur’an Riyadussholihin.

Dukungan dari Pemkot Bandar Lampung

Dalam sambutannya, Ahmad Husna menyampaikan apresiasi dari Wali Kota Bandar Lampung, Hj. Eva Dwiana. Ia menyatakan bahwa kehadiran RS Mart tidak hanya memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan harian, tetapi juga menjadi instrumen penting untuk menunjang keberlangsungan pesantren.

“Bunda Eva berdoa semoga RS Mart ini dapat berkembang dan lancar dalam penjualannya sehingga mampu mendukung aktivitas dan pembiayaan di Pondok Pesantren Riyadus,” kata Ahmad Husna.

Serap Alumni dan Dukung UKM Lokal

RS Mart juga memberikan ruang kerja bagi para alumni pondok serta menjalin kemitraan dengan UKM lokal. Beragam produk dari pelaku usaha binaan pesantren seperti makanan ringan, kerajinan tangan, dan kebutuhan rumah tangga tersedia di rak khusus dalam toko ini.

“Kita ingin membuktikan bahwa pondok pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga bisa menjadi motor penggerak ekonomi umat,” tambah KH. Ismail. (novis)