Antisipasi La Nina dan Banjir, 241 Bendungan Di Indonesia AKan Dikosongkan, Salah Satunya Bendungan Di Lampung

waktu baca 3 menit
Ilustrasi La Nina (foto:Net)

Gantanews.co, Bandar Lampung – Mengantisipasi dampak La Nina, seluruh bendungan di Indonesia yang berjumlah 241 akan segera dikosongkan. Termasuk bendungan-bendungan baru yang diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo sepanjang tahun 2021.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat kunjungan persiapan peresmian Bendungan Karalloe, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin (22/11/2021).

“Ada 231 bendungan yang ada, plus sembilan yang baru ini. Jadi total 241 bendungan yang besar itu akan kita akan kosongkan di titik yang terendah,” kata Menteri PUPR

Basuki menjelaskan, hal itu dilakukan guna mengantisipasi dampak La Nina terutama banjir.

“Supaya pada saat hujan maksimum masih bisa tertampung dan mengendalikan banjir di situ,” jelasnya, seperti dikutip dari Antara pada Selasa (23/11/2021).

“Tidak hanya bendungan, “walk through” atau tanggul-tanggul tanah yang ada juga akan disiagakan. Tanggul yang retak dan tipis segara perbaiki. Sisanya, akan siap disiagakan untuk memberikan bantuan,” sambungnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG), telah mengeluarkan peringatan akan datangnya La Nina menjelang akhir tahun 2021 hingga Februari 2022. Meski diperkirakan berlangsung dengan intensitas lemah,namun badai La Nina berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi atau bencana alam di tanah air, seperti banjir hingga tanah longsor.

Jika merujuk pada kejadian tahun lalu, dari kajian BMKG menunjukkan La Nina meningkatkan curah hujan pada November 2019 hingga Januari 2021 sekitar 20% hingga 70% dari kondisi normal di wilayah Sumatera Bagian Selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.

La Nina adalah fenomena hujan yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang tinggi. Selain angin Muson, La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia. Nama La Nina sendiri diambil dari bahasa Spanyol yang berarti gadis kecil. Namun, dengan fenomena yang disebabkan oleh La Nina berbalik dengan namanya.

Dikutip dari laman BMKG, ketika terjadi La Nina, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah akan mengalami pendinginan hingga dibawah suhu normal. Hal itu berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik Tengah. Selain itu, angin Pasat (trade wings) berhembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik, mulai dari Amerika Serikat hingga Indonesia. Fenomena tersebut menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat.

Karena massa air hangay berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah lau Pasifik akan naik ke permukaan laut untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi. Hal itu disebut dengan upwelling dan membuat SML Turun.

Kondisi tersebut akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama.

Perlu diketahui juga, sepanjang Tahun 2021 kurang lebih ada sembilan bendungan baru yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, diantaranya Bendungan Bendo di Jawa Timur, Bendungan Tukul di Jawa Timur, Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, dan Bendungan Napun Gete di Nusa Tenggara Timur

Juga, Bendungan Sindang Heula di Banten, Bendungan Kuningan di Jawa Barat, dan Bendungan Way Sekampung di Lampung. (red/net)

Follow me in social media: