Ada Apa dengan Waykanan? Tokoh Masyarakat Mengaku Prihatin!
GANTANEWS.CO – Waykanan dalam sorotan. Pemberitaan negatif yang dikabarkan banyak media terkait apa yang terjadi di daerah itu ramai menjadi pembicaraan di WAG oleh tokoh masyarakat setempat.
Para tokoh mengaku prihatin dengan maraknya tambang emas liar, sabung ayam dan perkara fee proyek di Dinas PU dan peristiwa pidana yang belum terungkap.
Salah satu tokoh masyarakat Waykanan HM. Djonis Idris, mantan Ketua DPRD Waykanan, ikut memberi komentar.
Ia menyambut baik hasil pertemuan DPRD Lampung dengan Kapolda Lampung Irjen A Wiyagus yang berhasil mendorong kapolda memberikan perhatian ke Waykanan.
Diketahui, Kapolda Lampung Irjen A Wiyagus berjanji akan memanggil Kapolres Waykanan AKBP Teddy Rachesna.
Isu pemanggilan itu terungkap dalam diskusi antara DPRD Lampung dengan Kapolda Lampung, Selasa (09/08) di Mapolda Lampung seperti disampaikan
Ketua Komisi I DPRD Provinsi Lampung Yozirizal.
HM. Djonis Idris mengaku prihatin dengan maraknya judi sabung ayam dan tambang emas liar di sepanjang jalan Tengah Lintas Sumatera.
Ia membenarkan bahwa saat ini banyak anggota masyarakat yang mengelola tambang emas liar yang telah mengancam terjadinya kerusakan ekosistem lingkungan di Waykanan.
“Itu perlu segera ditertibkan,” tegasnya.
Ia membeberkan bahwa penambangan emas liar banyak terjadi di Kampung Gistang dan Negeri Baru yang bersumber di Bukit Spirli.
Djonis Idris juga mengkhawatirkan adanya masalah asusila dan kriminal lainnya yang terus meningkat.
Ia berpesan agar masalah asusila dan kriminalitas ini menjadi perhatian Polres Waykanan.
Sementara tokoh Waykanan Irjen Pol Purn Ike Edwin yang sehari-hari dipanggil Dang Ike Edwin mengajak semua melakukan perenungan atau evaluasi yang dilandasi hati nurani demi menjemput Waykanan yang berahklak, sejahtera dan modern.
Ike Edwin meminta para pejabat yg sedang memegang tampuk pimpinan atau sedang berkuasa rutin menggelar FGD dengan mengundang tokoh masyarakat, tokoh adat, LSM.
“Itu bagus sekali dan paling tidak bisa dilakukan tiga bulan sekali,” usulnya.
Ia meyakini dengan gelaran FGD, saran dan kritik dapat tersalurkan dengan baik dan dapat menjadi forom intropeksi untuk semua, termasuk bagi para pejabat.(ganta)
Follow me in social media: